Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bersama Hipmi, IPB Siap Cetak 1 Juta CEO Muda Basis Desa

Kompas.com - 24/03/2023, 19:55 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Indonesia adalah negara agraris yang sangat subur. Banyak potensi berbagai daerah nusantara yang belum terkelola dengan baik dan optimal. Indonesia harus menjadikan desa menjadi fokus basis pembangun nasional yang berkelanjutan, karena desa adalah pilar fondasi kekuatan ekonomi bangsa.

Sekretaris Jenderal Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Anggawira mengatakan, dirinya merasa terpanggil untuk bisa mengambil peran lebih nyata dalam peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).

Baca juga: Ini 10 Kampus Negeri Pencetak PNS Terbanyak

Hal itu akan menjadi sebagai penopang pembangunan desa serta mendorong sektor pertanian, perkebunan dan peternakan Indonesia menjadi lebih maju lagi.

"HIPMI dan IPB harus bisa berkolaborasi dengan beberapa program strategis terkait peningkatan SDM di Indonesia," ujar Anggawira dalam keterangan resminya, Jumat (24/3/2023).

Ketua Bidang Pertanian, Perkebunan dan Peternakan BPP Hipmi, M Hadi Nainggolan menyampaikan, Hipmi dan IPB ke depan harus ada beberapa program kerja sama yang konkrit dan fokus.

Program tersebut harus memberikan dampak langsung untuk kemajuan Indonesia, khususnya di sektor pangan yang saat ini menjadi konsen seluruh dunia termasuk Indonesia.

"Program kerja sama tidak usah banyak-banyak, tapi nyata bisa terwujud. Sebagai contoh, gerakan 'One Village One CEO' ini harus bisa difokuskan menjadi gerakan yang masif. Bayangkan kalau satu desa kita bisa lahirkan 10 sampai 15 pengusaha muda baru di 74.000 desa yang ada di seluruh Indonesia," ucap Hadi.

Menjadi program unggulan Hipmi dan IPB untuk bisa mencetak 1 juta CEO baru berbasis desa, kata Hadi, tentu ini menjadi kekuatan ekonomi baru Indonesia. Akan banyak lahir para CEO muda baru berbasis agro di berbagai penjuru desa Indonesia.

"Para CEO baru yang lahir di tiap desa tersebut bisa kita desain sesuai potensi komoditi agro atau kearifan lokal yang ada. Ada yang menjadi pengusaha spesialis komoditi nanas, jagung, pisang, alpukat dan lainnya. Begitu juga di sektor peternakan," ungkapnya.

Menurutnya, ada ratusan komoditi agro yang bisa dikembangkan untuk menjadi produk unggulan di berbagai desa. Tentu ini butuh sentuhan pengusaha dan kampus.

"Saya optimis program ini bisa kita wujudkan, asal kita fokus, kreatif dan inovatif. HIipmi dan IPB harus kompak, termasuk bisa menggandeng pihak-pihak lain untuk bisa ikut terlibat dalam kolaborasi mencetak 1 juta CEO baru berbasi desa," jelas dia.

Baca juga: 2 PTN yang Buka Jurusan Kedokteran Baru 2023

Rektor IPB University, Arif Satria menyambut baik untuk berkolaborasi dengan Hipmi.

Dibutuhkan kolaborasi dengan para pengusaha muda yang masih energik. Banyak potensi daerah Indonesia yang bisa dikembangkan bersama Hipmi.

"Saat ini, kampus IPB merupakan salah satu kampus yang sudah punya mindset pencetak entrepreneur. Karena kita yakin dengan melahirkan banyak pengusaha, itu mempercepat Indonesia menjadi lebih maju," tutur Arif.

Arif juga memaparkan bahwa saat ini IPB sudah menjalankan program 'One Village One CEO'. Dimana saat ini sudah ada 400-an desa yang dibina menjadi desa mandiri sesuai dengan potensi desanya masing-masing.

"Targetnya tiap desa ini minimal lahir satu CEO baru dengan satu produk unggulan," tegas Arif.

Diharapkan dengan berkolaborasi dengan Hipmi, program ini bisa ditingkatkan volumenya untuk dapat membina 74.000 desa di seluruh Indonesia.

Begitu juga dengan berbagai produk inovasi pertanian, perkebunan dan peternakan lainnya, IPB terus menjadi terdepan hadir memberikan berbagai solusi terbaik.

Baca juga: 2 PTN yang Buka Jurusan Kedokteran Baru 2023

"Tentu ini perlu dikembangkan agar menjadi nilai ekonomi yang lebih besar lagi terutama oleh para pengusaha, khususnya Hipmi," tutup Arif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com