Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dosen UMM: Ikut Fitness dan Gym Disarankan Pakai Trainer

Kompas.com - 13/03/2023, 18:54 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Ikut olahraga fitness dan gym ternyata tidak bisa asal-asalan. Bagi pemula direkomendasikan menggunakan Personal Trainer (PT) untuk awal latihan.

Hal itu diungkapkan Kaprodi Fisioterapi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Dimas Sondang Irawan, SST.Ft., M.Fis., Ph,D.

Sebab, menurut Dimas, fitness dan gym memang memerlukan trainer untuk mengurangi kemungkinan cedera.

Hanya saja, untuk pendampingan trainer dirasa mahal hingga membuat banyak orang tidak menggunakan trainer dan memilih untuk melakukan fitness sendiri.

Baca juga: Dosen UMM: Seperti Ini Manfaat Makanan Pedas dan Bahayanya

Dikatakan, fitness dan gym berbeda. Untuk gym merupakan latihan menggunakan beban, sementara fitness lebih pada kebugaran yang dapat dilakukan tanpa beban.

Walau ada perbedaan signifikan antara keduanya, namun tetap saja fitness membutuhkan PT terutama bagi pemula.

Personal trainer disini dapat membantu untuk memberikan pemahaman mengenai manfaat dan tujuan, pemberian dosis latihan dan risiko cedera yang kemungkinan terjadi.

"Tentu dengan penanganan awal jika sewaktu-waktu terkena cedera," ujarnya dikutip dari laman UMM, Senin (13/3/2023).

Risiko bagi pemula jika tanpa trainer

Adapun salah satu risiko cedera yang terjadi bagi pemula fitness dan gym tanpa PT adalah delayed onset muscle soreness (DOMS) yakni munculnya rasa nyeri setelah melakukan latihan.

Ini biasanya terjadi 12-24 jam setelah berolahraga. Risiko cedera tersebut rentan terjadi karena kurangnya pengetahuan mengenai repetisi dan beban sesuai batas kemampuan.

Apalagi biasanya pemula tidak sabar untuk bisa segera mendapatkan tubuh yang ideal hingga akhirnya memaksakan diri.

"Fitness sebenarnya bisa dilakukan oleh siapapun dengan rentan usia berapapun. Bahkan lebih baik sudah dilakukan sejak masih kanak-kanak," terangnya.

Sebab, seperti yang kita ketahui, anak-anak sekarang lekat dengan teknologi yang membuat aktivitas fisiknya berkurang drastis.

Baca juga: Mahasiswa UMM Inovasi Knalpot Ramah Lingkungan

Tetapi, hal itu juga sama dan bisa terjadi pada orang dewasa. Banyak masyarakat yang merasa telah cukup berolahraga lantaran aktivitas fisiknya tinggi.

Sayangnya, persepsi tersebut tidak benar karena tubuh manusia membutuhkan maintenance yang jelas dan fitness memberikannya dengan baik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com