Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pusat Gender dan Anak Unesa: Kekerasan Seksual Indonesia Nomor 1 di Asia

Kompas.com - 09/03/2023, 14:20 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Dr. Sjafiatul Mardliyah dari Pusat Studi Gender dan Anak Universitas Negeri Surabaya (Unesa) mengatakan, kekerasan berbasis gender online sudah sangat banyak terjadi di Indonesia.

Dengan berbagai model yang ada, kasus kekerasan seksual menjadi yang terbanyak nomor 1 di Asia.

Baca juga: Kemendikbud: Bullying dan Kekerasan Masalah Penting untuk Kita Kurangi

"Hal tersebut tentu tidak berjalan sendirian, tapi ada kekuatan yang mendorong hal tersebut. Misalnya, kapitalisme, patriarki, dan globalisasi," kata dia mengutip laman Unair, Kamis (9/3/2023).

Inge Christanti dari Pusat Studi HAM Universitas Surabaya (Ubaya) menambahkan, kita harus sadar sampai di mana dunia online mempengaruhi kita, khususnya pada perempuan.

Melihat sumber data yang ada, ternyata kekerasan berbasis gender online dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Terutama saat pandemi.

Adanya kasus kejahatan tersebut, kita dapat mengamati dari pelaku yang mungkin tidak jauh dari kita.

Yakni, bisa jadi mereka pacar, mantan, suami, mantan suami, atau saudara. Bahkan orang yang tidak dikenal.

Di sisi lain, Putri Aisiyah Dewi dari Pusat Studi Gender dan Anak Unesa menambahkan bahwa beberapa contoh dan pandangan yang sekitarnya umum terjadi di masyarakat.

Ternyata mengirim video atau foto intim menjadi bentuk sosialisasi online paling umum terjadi.

Baca juga: Kisah Ahmed, Wisudawan Asal Gaza yang Lulus S1 Kedokteran di Unair

"Kejahatan seksual tersebut contohnya beberapa pihak membuat suatu aturan untuk pekerjaan online dan membuat foto atau video tersebut menjadi suatu alat ancaman apabila tidak sesuai dengan kesepakatan. Contohnya pinjaman online," ujar dia.

"Ada beberapa kasus wanita yang diminta untuk mengirimkan foto atau video intim. Dan, itu menjadi ancaman dan akan disebar apabila tidak membayar hutang sesuai perjanjian," tambah dia.

Dan masih banyak lagi kejahatan atau kekerasan seksual yang saat ini kian terjadi di Indonesia.

Klaim bahwa perempuan adalah lemah juga menjadi ancaman karena perbedaan gender.

Baca juga: Dosen UM Surabaya: Ini Dampak Negatif Akibat Bullying

Karena itu, sudah saatnya bagi kita untuk tetap waspada terkait kejahatan yang melemahkan perempuan di dunia online.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com