Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahasiswa yang Ikut Kampus Merdeka, Cepat Lulus dan Bergaji Tinggi

Kompas.com - 12/02/2023, 19:09 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Albertus Adit

Tim Redaksi

 

KOMPAS.com - Mahasiswa yang bergabung di program Kampus Merdeka terbukti lebih cepat lulus dan saat kerja bisa mendapatkan gaji awal yang lebih tinggi.

Fakta ini disampaikan Plt. Dirjen Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi Prof. Ir. Nizam, saat menjadi Keynote Speaker pada Sidang Paripurna Majelis Senat Akademik Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (MSA PTN-BH), Sabtu (11/2/2023).

Nizam menyampaikan hasil tersebut dari monitoring evaluasi dan kajian dampak kampus merdeka, terutama pada program flagship. Yakni program yang diselenggarakan secara nasional.

Baca juga: 6 Pekerjaan Lulusan Jurusan IT, Gaji Bisa Rp 10 Juta Lebih

Dari hasil kajian dampak ekonomi Kampus Merdeka flagship atau program kementerian, 41 persen mahasiswa yang telah lulus kuliah mendapatkan pekerjaan lebih cepat dibandingkan rata-rata nasional.

“Rata-rata nasional membutuhkan waktu empat bulan untuk mendapatkan pekerjaan, sedangkan alumni kampus merdeka membutuhkan waktu 0,3 hingga 2,8 bulan,” katanya, saat hadir secara daring di Universitas Brawijaya (UB).

Sementara itu gaji pertama alumni kampus merdeka setelah lulus kuliah lebih tinggi dibandingkan rata-rata nasional.

“Rata-rata nasional gaji pertama adalah 0,72x UMP, sedangkan lulusan kampus merdeka mencapai 1,43 hingga 1,88x UMP," ujarnya.

Hingga kini sudah ada 178.998 mahasiswa dari seluruh indonesia yang telah mendaftar program Kampus Merdeka dengan jumlah yang meningkat tiap tahunnya.

Baca juga: 10 Jurusan yang Bakal Booming di Masa Depan, Referensi SNBP-SNBT 2023

Mereka tersebar dalam program yang telah disiapkan oleh Kemendikbud Ristek, yakni IISMA, IISMA Vokasi, Kampus Mengajar, Magang dan Studi Independen Bersertifikat, Pertukaran Mahasiswa Merdeka, Program Wirausaha Merdeka, dan Praktisi Mengajar.

“Dengan memperhatikan aspek kepuasan para pihak terhadap program, rekognisi SKS, dan dampak bagi mahasiswa, serta aspek lainnya, didapatkan bahwa mayoritas penerima manfaat menyatakan puas dan sangat puas atas program kampus merdeka yang diikutinya. Dan mayoritas mahasiswa yang mengikuti program kampus merdeka setuju merasakan dampak positif setelah menyelesaikan program,” ungkap Nizam.

Seluruh program flagship ini menunjukkan capaian dan tambahan kompetensi yang tinggi terutama dalam soft skill, seperti kepemimpinan, kapasitas berfikir, problem solving, berpikir kritis, dan kreativitas.

“Saya berharap PTN-BH semakin memperkokoh dan mengakselerasi program MBKM sehingga impact-nya bisa kita rasakan dan manfaat bagi mahasiswa dan lulusan PT lebih dahsyat lagi. Semoga kemajuan Indonesia dalam pendidikan tinggi dapat menjadi contoh baik bagi dunia,” pungkasnya.

Tantangan pendidikan tinggi ke depan

Sementara Rektor UB Prof. Widodo, menuturkan, tantangan dalam pendidikan tinggi di Indonesia ke depannya tidak mudah.

Namun dengan adanya arahan dan fasilitas pendanaan dari Dirjen Dikti Kemendikbud Ristek perlu disyukuri dan diapresiasi.

Baca juga: SNBP 2023 UI, Cek Daftar Prodi Baru D3 dan D4 Berikut Daya Tampungnya

“Semoga PTN-BH dapat bekerjasama lebih kuat menghadapi tantangan dalam mendidik putra putri Indonesia sehingga dapat meningkatkan kualitas akademik PTN-BH,” ucap Rektor.

Sementara itu Ketua MSA Prof. Dr. Sulistiowati, melalui MSA ini bisa merumuskan nilai bersama dalam rangka meningkatkan kualitas dan rekognisi internasional.

Termasuk merumuskan strategi kualitas akademik terkait pembentukan karakter SDM dan karakter PTN BH untuk mendapatan rekognisi internasional.

Rekognisi tersebut misalnya berbagi pengalaman peningkatan mutu akademik dan rekognisi internasional serta tempat menggalang kerjasama untuk mencapai setiap pemeringkatan QS World University Ranking.

Baca juga: Dokter UGM: Vaksin HPV Bisa Cegah Kanker Serviks

“Melalui refleksi dan kolaborasi PTN-BH ini saya berkeyakinan kita mampu bersama-sama meningkatkan mutu akademik pendidikan tinggi dan reputasi internasional,” pungkas Sulistiowati.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com