Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lokakarya UPN Veteran Jatim, Ketua LPKK Unkris: Pancasila Sumber Kekuatan

Kompas.com - 02/02/2023, 09:00 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com – Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jawa Timur menggelar lokakarya "Penguatan Dosen Seluruh Mata Kuliah Umum (MKU)" pada Rabu, 31 Januari 2023.

Dalam lokakarya tersebut, UPN Veteran Jawa Timur menghadirkan pembicara tunggal Ketua Lembaga Pengembangan Kreativitas dan Kebangsaan (LPKK) Universitas Krisnadwipayana (Unkris) Susetya Herawati.

Lokakarya tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan pemahaman dan menambah wawasan dosen-dosen MKU yang merupakan mata kuliah wajib nasional pada kurikulum Pendidikan Tinggi.

Dengan demikian MKU memberikan kontribusi lebih besar pada pembentukan watak dan keadaban mahasiswa yang bermartabat.

Kegiatan lokakarya dibuka resmi oleh Dekan Fakultas Ekonomi Bisnis Tri Kartika mewakili Rektor UPN Veteran Jatim. Lokakarya yang dimoderatori Arimurti Kriswibowo dihadiri pula oleh Ketua Program MKU Srie Muljani, para dekan dan dosen MKU.

Pancasila sumber kekuatan

Dalam kesempatan tersebut Susetya Herawati yang akrab disapa Hera memulai paparannya dengan tiga modal penting dalam pembangunan nasional bangsa Indonesia, yakni ranah mental-kultural (tata nilai), ranah institusional-politikal (tata kelola); dan ranah material-teknologikal (tata sejahtera).

“Ketiga ranah pembangunan nasional tersebut harus dipahami dengan baik sehingga proses pembelajaran di perguruan tinggi ini dapat menghasilkan pionir sarjana pembangunan yang selalu siap mempertahankan NKRI, Pancasila, dan UUD 1945,” kata Hera.

Menurut Hera, ketiga ranah tersebut memiliki sumber kekuatan yang sama yakni Pancasila. Pada ranah mental kultural misalnya, nilai bersama yang dijadikan rujukan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara adalah Pancasila.

Baca juga: Nilai-nilai yang Terkandung dalam Pancasila

 

Pun demikian pada ranah institutional political, Pancasila menjadi desain kelembagaan dan tata kelola manajemen negara untuk mewujudkan cita-cita nasional yakni merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.

“Betapapun hebatnya mental kultural, tata kelola sebuah bangsa, belum menjamin negara kita mampu berkiprah dan bersaing di tingkat global," ungkap Hera.

"Itu sebabnya ranah material teknologikal harus diperkuat untuk mewujudkan kesejahteraan umum yang berkeadilan berdasarkan Pancasila,” tambahnya.

Penguasaan teknologi lanjut Hera menjadi salah satu kunci penting dalam proses pembangunan nasional suatu bangsa.

Sebab teknologi merupakan determinant factor bagi kemajuan bangsa, elemen penting pembangunan nasional, kedaulatan bangsa, elemen penting total factor productivity dan yang terpenting adalah dapat mempermudah transisi ekonomi dari ekonomi berbasis sumber daya alam menjadi ekonomi berbasis pengetahuan (knowledge based economy).

“Seperti halnya negara-negara lain, Indonesia jika ingin maju, makmur, mandiri ekonominya, berdaya saing global maka transformasi ekonomi menuju knowledge based economy sangat mendesak,” tukas Hera.

Diakui Hera, penguasaan teknologi bangsa Indonesia masih belum memuaskan. Data Global Innovation Index (2020), Indonesia berada pada rangking 85 dari 131 negara.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com