Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahasiswa UNY Ini Punya Usaha Anti-Mainstream, Berharap Berkembang dan Terorganisir

Kompas.com - 31/01/2023, 15:40 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Perkembangan teknologi tentu membawa banyak perubahan. Tak heran jika muncul banyak usaha di bidang digital.

Apalagi jika jiwa entrepreneur sudah tertanam sejak dini, maka orang itu bisa membuka usaha dengan berbagai cara dan inovasinya.

Meski demikian, ada pula usaha yang jarang dijumpai atau jadi usaha yang anti-mainstream. Seperti dilakukan oleh salah satu mahasiswa Prodi Fisika Fakultas MIPA Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Ahmad Akrom Hasani.

Dia punya usaha yang anti-mainstream yakni membuka usaha pelayanan jasa servis atau reparasi jam tangan dan jam dinding.

Baca juga: Putri Buruh Serabutan Lulus Cumlaude di UNY, Dulu Sempat Tak Lolos Bidikmisi

Menurutnya, usaha ini berjalan mulai Oktober 2020 saat pandemi Covid-19 sedang ramai di Indonesia.

"Waktu itu muncul sebuah ide dimana kita harus menjadi produktif dengan bisa memiliki sumber pendapatan tambahan, apalagi pembelajaran dilakukan secara online," ujarnya dikutip dari laman UNY, Selasa (31/1/2023).

Belajar dari pakdenya

Untuk itulah membuat dirinya semakin leluasa untuk bisa mengembangkan diri di bidang usaha. Hasil dari ide-ide yang muncul akhirnya dipilihlah jasa servis jam tangan online.

Dalam merintis usaha ini, selama libur semester Akrom berguru pada pakdenya di Batang tentang bagaimana memperbaiki arloji.

"Selain belajar tentang arloji saya juga belajar tentang bagaimana melayani pelanggan," imbuh dia.

Hal tersebut cukup mudah dipelajari karena Akrom telah memiliki pengalaman berjualan sejak kelas IV SD. Selama 2 bulan, alumni SMAN 1 Minggir Sleman tersebut mempelajari bagaimana cara membongkar dan menyervis jam, merakit kembali arlojinya serta memotong rantai jam tangan.

Baca juga: Bisa Biayai Kuliah, Yuk Intip Bisnis Anti-Mainstream Mahasiswa UNY

Usai kembali ke Yogyakarta, Akrom mulai menawarkan jasa servis jam pada teman-temannya. Melihat respon yang positif, ia memberanikan diri mempromosikan usahanya melalui pamflet, media sosial dan berkembang ke marketplace FB.

Di mana Akrom banyak bertemu dengan orang baru yang tentunya dengan sikap dan perilakunya masing-masing.

"Bengkel arloji yang dulunya hanya melayani teman saja melalui informasi whatsapp berkembang, tidak bisa dipungkiri bahwa keluarga sangat berperan dalam perkembangan usaha saya ini," tutur Akrom.

Mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi tersebut juga mulai mengatur waktunya antara kuliah, bekerja dan melakukan kegiatan lain seiring berkembangnya usaha.

Adapun kegiatan bengkel arlojinya ini berbanding lurus dengan hobinya di bidang elektronika karena jam tangan juga mengandung unsur elektronika, utamanya jam digital.

Berharap berkembang dan jadi bisnis yang terorganisir

Dia bahkan berencana mengembangkan usahanya ke tahap jual beli arloji dan akan meluncurkannya secara online di marketplace.

Tak hanya itu saja, Akrom juga berkeinginan untuk merekrut mahasiswa, diberi pelatihan sehingga selain punya bekal ilmu, diberi alat, juga dapat bekerjasama dengan sharing profit. Sehingga setelah itu mahasiswa dapat memiliki usaha sendiri dan mandiri.

Meski jadi usaha yang sederhana, tetapi pemilik IPK 3,65 itu berharap ilmu dan pengalaman dalam menumbuhkan jiwa seorang wirausaha itulah yang akan menjadi bayaran yang setimpal untuk setiap langkah dalam melakukan usaha.

Baca juga: Mahasiswa ITS Inovasi Aplikasi Sarapanku, Cocok bagi Anak Rantau

"Tentu mimpi dan harapan tidaklah sebatas itu, namun nantinya usaha ini akan dikembangkan dalam bentuk bisnis yang terorganisir dengan baik sehingga dapat membuka peluang usaha yang besar bagi banyak orang dan membantu menyejahterakan lingkungan sekitar," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com