Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/01/2023, 11:29 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) melalui anak usahanya PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SBI) melakukan budidaya mikroalga di area pabrik Cilacap, Jawa Tengah.

Inisiatif ini merupakan salah satu terobosan inovasi sebagai upaya dekarbonisasi (penyerapan CO2) di lingkungan operasional pabrik Cilacap.

Baca juga: Berkaca Kejadian di UNY, Kemendikbud Harap Tidak Terjadi Lagi

Budidaya mikroalga dilakukan melalui sistem kultivasi kolam terbuka dengan menggunakan sistem bubbling. Kelebihan sistem ini adalah akan banyak CO2 yang terserap oleh mikroalga.

Budidaya mikroalga di Pabrik Cilacap ini adalah kerja sama antara SBI dengan Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Matching Fund Dikti sejak 2021.

Dalam kerja sama ini, Pusat Studi Energi UGM melalui Center Of Excellence for Microalgae Biorefinery menyuplai bibit alga untuk dibudidayakan di lahan dan fasilitas infrastruktur yang disediakan oleh SBI.

Selain itu, SBI juga turut menyediakan sumber daya manusia dan bersama dengan Matching Fund Dikti memberikan dukungan dana untuk menyukseskan prgram budidaya mikroalga ini.

Mikroalga merupakan jasad renik yang termasuk tumbuhan bersel tunggal dan berkembang biak sangat cepat dengan daur hidup relatif pendek, yang memiliki kemampuan melakukan fotosintesis dengan CO2 dan menghasilkan oksigen.

Karena itu, mikroalga dikenal sebagai salah satu penyumbang oksigen di dunia.

Corporate Secretary SIG, Vita Mahreyni menyatakan, budidaya mikroalga di Pabrik Cilacap merupakan terobosan inovasi yang menjadi bukti kontribusi SIG dalam upaya dekarbonisasi.

Pada tahap pertama, budidaya mikroalga dilakukan di Rumah Alga seluas 180 m2 dengan kapasitas 10.000 liter, dan di lahan seluas 252 m2 dengan kapasitas 15.000 liter.

Baca juga: 13 PTN Terbaik Indonesia Versi QS WUR, Referensi SNBP 2023

Pengembangan terus dilakukan dengan penyiapan lahan untuk tahap kedua seluas 525 m2 yang diharapkan akan mencapai kapasitas hingga 100.000 liter, sehingga total lahan untuk rumah mikroalga seluas 957 m2.

Dia mengaku, selain bermanfaat untuk mengurangi emisi karbon, berdasarkan kandungan dan fungsinya, alga juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku kosmetik.

Sedangkan dengan diversifikasi berdasarkan biomekanismenya, alga dapat digunakan sebagai medicated cosmetic dan bahan sediaan herbal untuk farmasi.

"Melihat dari sisi ekonomis, selain untuk dekarbonisasi, pengambangan mikroalga kedepannya diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif pengembangan ekonomi masyarakat," kata dia dalam keterangannya, Sabtu (14/1/2023).

Direktur Center Of Excellence for Microalgae Biorefinery Pusat Studi Energi UGM, Prof. Arief Budiman mengapresiasi inisiatif pengembangan budidaya mikroalga sebagai bukti komitmen dan langkah nyata Perusahaan dalam menurunkan emisi CO2.

Baca juga: Siswa Belum Dapat Email Aktivasi Akun SNPMB 2023? Lakukan 3 Cara Ini

"Ini merupakan terobosan yang sangat bagus dalam dunia industri, khususnya industri semen seperti SBI, dengan memanfaatkan mikroalga untuk menyerap CO2 (karbondioksida) di lingkungan operasional perusahaan," tukas Arief Budiman.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com