BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Sampoerna Academy

Punya Banyak Manfaat, Ini 5 Cara Memupuk Rasa Percaya Diri Anak Sejak Usia Dini

Kompas.com - 02/01/2023, 11:44 WIB
Yogarta Awawa Prabaning Arka,
Anissa DW

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Memiliki anak yang percaya diri merupakan dambaan bagi banyak orangtua. Pasalnya, kepercayaan diri dapat memengaruhi anak dalam berbicara dan bertindak. Bahkan, secara lebih luas, kepercayaan diri dapat menentukan kesehatan mental sekaligus menjadi bekal anak dalam menyongsong masa depan.

Dilansir dari laman Kids Health, anak-anak yang memiliki self-esteem dan kepercayaan diri cenderung untuk mencoba hal-hal baru. Mereka juga mampu menyelesaikan persoalan dengan cara terbaik.

Tak hanya itu, rasa percaya diri juga dapat membantu anak-anak mengatasi kesalahan atau kegagalan. Jika sebuah usaha gagal, mereka akan mencoba lagi sampai mendapatkan hasil yang memuaskan.

Baca juga: Bantu Guru Temukan Ide Kreatif PJJ, Sampoerna Academy Gelar DisruptED

Sementara itu, anak-anak dengan rasa percaya diri rendah cenderung mudah menyerah. Bahkan, mereka cenderung untuk tidak berani mencoba sama sekali jika menghadapi tantangan yang berat. Mereka takut melakukan kesalahan, kalah, atau gagal. Akibatnya, mereka tidak melakukan usaha sebaik mungkin atau menghindari tanggung jawab.

Sejatinya, orangtua memiliki peran penting dalam menanamkan rasa percaya diri pada anak. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan orangtua untuk memupuk rasa percaya diri anak sejak dini. Berikut adalah ulasannya.

1. Membangun komunikasi sejak dini

Membangun komunikasi dapat menjadi salah satu cara untuk meningkatkan kepercayaan diri pada anak, bahkan pada jenjang usia paling kecil sekalipun.

Orangtua bisa mulai membangun komunikasi pada anak, mulai dari usia bayi (6-12 bulan) dan balita (1-5 tahun), sebagai fondasi untuk membangun kepercayaan diri sejak dini.

Baca juga: Kembali Gelar Wisuda Luring Setelah 2 Tahun, Sampoerna University Cetak Wisudawan Berkualitas

Komunikasi yang baik dengan anak berarti melibatkan mereka dalam pembicaraan dan juga mendengarkan omongannya.

Membangun komunikasi positif dengan anak memiliki berbagai manfaat, seperti membuat anak merasa lebih berharga, membangun konsep diri yang positif, meningkatkan kepercayaan diri, serta membantu anak membangun hubungan sosialnya.

2. Berdiskusi secara rutin

Langkah selanjutnya yang bisa dilakukan orangtua adalah membangun diskusi. Orangtua bisa mengajak anak-anak di rentang usia 2-4 tahun mendiskusikan aktivitas yang akan dilakukan sang anak. Saat berdiskusi, orangtua hendaknya melibatkan anak dalam membuat suatu keputusan.

Misalnya, orangtua bisa menanyakan pilihan sepatu atau pakaian yang akan dikenakan oleh anak. Hal ini akan melatih anak untuk berani membuat keputusan sehingga tidak terus tergantung pada pilihan orangtua.

3. Memberikan kesempatan

Orangtua kerap melakukan berbagai hal untuk memudahkan anak. Misalnya, memakaikan sepatu anak saat hendak bersekolah atau memakaikan baju.

Bila ingin anak lebih percaya diri dan mandiri, orangtua bisa memberikan kesempatan pada anak untuk mencoba sendiri.

Meski demikian, orangtua juga perlu memperhatikan beberapa hal ketika memberikan kesempatan pada anak untuk mencoba hal baru.

Pertama, sejauh mana perkembangan kemampuan anak. Hal ini penting agar anak tidak frustrasi sehingga bisa mendapatkan pengalaman sukses.

Kedua, saat melakukannya pastikan tidak dalam keadaan terburu-buru. Tujuannya, supaya orangtua atau pendamping bisa lebih bersabar menemani prosesnya. Ketiga, pastikan keselamatan anak saat melakukannya.

4. Menjadi panutan untuk anak

Pada usia dini, anak-anak umumnya suka mengamati dan meniru aktivitas yang dilakukan orangtua atau orang dewasa. Oleh karena itu, orangtua dan orang-orang di sekelilingnya dapat menjadi contoh yang baik untuk dijadikan referensi oleh si kecil.

Selain itu, orangtua juga dapat mengenalkan si kecil kepada sosok yang tepat untuk dijadikan role model bagi anak, entah itu atlet, musisi, ilmuan, atau tokoh penting lainnya.

Baca juga: Sampoerna University Buka Beasiswa S1 Tahun 2022, Bebas Biaya Kuliah

Orangtua dapat menceritakan kerja keras dan semangat pantang menyerah role model tersebut sehingga namanya tetap dikenang hingga saat ini.

5. Kegagalan bukan akhir segalanya

Orangtua kerap mendaftarkan anak dalam perlombaan atau kompetisi untuk mengasah bakat, semangat juang, serta kemampuan mentalnya. Seperti diketahui, dari banyaknya peserta yang mengikuti lomba, hanya segelintir anak yang bisa menjadi juara.

Terkadang anak-anak tidak mudah untuk menerima kekalahan sehingga mereka meratapi kegagalan. Untuk mengatasi hal ini, orangtua dapat memberikan pemahaman bahwa kegagalan bukanlah akhir dari segalanya.

Orangtua bisa memberikan motivasi dan dukungan kepada anak untuk berani kembali melangkah dan mencoba dengan lebih baik lagi. Orangtua juga dapat memberikan beberapa contoh kisah orang terkenal yang kerap mendapatkan kegagalan sampai akhirnya berhasil memperoleh apa yang diinginkan. Dengan demikian, kepercayaan diri anak tidak mudah runtuh.

Itulah cara memupuk rasa percaya diri pada anak usia dini yang bisa orangtua lakukan. Selain orangtua, lembaga pendidikan juga punya peran penting dalam membentuk karakter dan rasa percaya diri pada anak. Pasalnya, berbagai program pembelajaran dan kegiatan yang dimiliki lembaga pendidikan dapat membantu membangun rasa percaya diri anak.

Salah satu lembaga pendidikan yang berkomitmen untuk membantu menumbuhkan rasa percaya diri anak adalah Sampoerna Academy. Melalui penerapan pendekatan dengan metode science, technology, engineering, arts, dan mathematics (STEAM) dan menekankan strategi pembelajaran berbasis proyek (project-based learning), Sampoerna Academy berupaya mendukung pembelajaran yang komprehensif guna membangun kepercayaan diri anak.

Baca juga: Bentuk Karakter Positif Anak dengan Langkah yang Tepat

Tak hanya melalui pembelajaran di dalam kelas, Sampoerna Academy juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan hasil penerapan ilmu yang telah dipelajari di sekolah melalui kompetisi dan pameran tahunan STEAM EXPO.

Pada ajang tersebut, siswa ditantang untuk mempresentasikan karya dan inovasinya di depan guru, orangtua, serta tamu juri yang merupakan pakar pendidikan dan praktisi STEAM berskala nasional dan internasional.

Ajang tersebut dapat memperkuat lima komponen penting yang dibutuhkan oleh setiap peserta didik saat ini, yakni critical thinking, communication, collaboration, creativity, dan character (5C). Selain itu, STEAM EXPO juga menanamkan nilai integrity, growth mindset, nobility, innovation, teamwork, dan excellence (IGNITE). Dengan demikian, siswa dapat belajar membangun rasa percaya diri dan self-esteem sejak dini.

Kepercayaan diri siswa Sampoerna Academy juga dilatih melalui perayaan tahunan United Nations Day (UN Day).

Kegiatan tersebut menanamkan pesan tentang keberagaman melalui kegiatan yang menyenangkan, seperti fashion show mengenakan kostum yang mewakili negara-negara di seluruh dunia, mempresentasikan hasil penelitian siswa tentang suatu negara, serta pertunjukan kelas berupa lagu dan tarian multikultural, alat musik, puisi, serta dan penampilan spesial lainnya.

Baca juga: 3 Alasan Keterampilan Sosial Penting untuk Anak

Sampoerna Academy juga meningkatkan kepercayaan diri siswanya dengan mengadopsi program penguasaan tiga bahasa, yakni Indonesia, Inggris, dan Mandarin, dalam proses pembelajaran. Dengan demikian, siswa dapat lebih percaya diri dalam berkomunikasi.

Selain itu, Sampoerna Academy juga menjadikan Tahun Baru Imlek atau Chinese New Year sebagai perayaan penting untuk mendorong siswa menjunjung tinggi keberagaman budaya di benua Asia. Perayaan ini juga dapat meningkatkan kepercayaan diri melalui berbagai pertunjukan apresiasi seni dan budaya di antaranya seni bela diri wushu dan tarian barongsai.

Selanjutnya, pada hari terakhir sekolah di pengujung tahun, siswa Sampoerna Academy dari jenjang early learning centre (ELC) hingga sekolah menengah di berbagai kampus berkumpul bersama untuk satu pertunjukan terakhir atau End of Year Celebrations pada 2022.

Setiap kampus memiliki tema pertunjukan yang berbeda dengan satu tujuan utama, yaitu meskipun setiap warga sekolah memiliki budaya dan latar belakang berbeda, mereka tetap bersatu dan berdiri sebagai satu keluarga Sampoerna Academy.

Pada acara itu, para siswa memberikan berbagai penampilan dengan percaya diri dan antusias, mulai dari tarian tradisional dan modern, menyanyi dengan band atau paduan suara, pentas drama, hingga memainkan alat musik tradisional dan modern.

Baca juga: Teladani Misi Perdamaian PBB, Apa Manfaatnya untuk Anak?

School Director of Sampoerna Academy Mustafa Guvercin mengatakan, sebagai sekolah interkultural dan pelopor pendidikan berbasis STEAM di Indonesia, Sampoerna Academy menjalankan komitmen untuk memberikan pendidikan kelas dunia di Indonesia secara konsisten. Hal ini dilakukan melalui berbagai program tahunan yang edukatif dan menyenangkan.

Pihaknya berharap, pengembangan hard skill dan soft skill melalui kurikulum berbasis STEAM serta berbagai program yang dirancang khusus tersebut dapat membangun kepercayaan diri siswa dalam menghadapi tantangan zaman dan menyongsong masa depan.

“Melalui kepercayaan diri, para siswa dapat memaksimalkan kemampuan yang ada dan menonjol di dunia yang kompetitif," ujar Mustafa dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (28/12/2022).

Jadi, tunggu apa lagi? Segera daftarkan anak Anda untuk mendapatkan pendidikan berkelas dunia di Sampoerna Academy.

Anda bisa mengakses situs web atau media sosial Sampoerna Academy untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai metode pembelajaran dan fasilitas di sekolah internasional tersebut.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

Komentar
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com