Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tambah 4 Guru Besar, Rektor Unair Sebut Potensinya Besar

Kompas.com - 28/12/2022, 19:53 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Dian Ihsan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Universitas Airlangga (Unair) kembali mengukuhkan empat pendidiknya menjadi guru besar.

Keempat guru besar yang dikukuhkan adalah Prof. Sri Hartini dan Prof. Dyah Wulan Sari dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Prof. Ferdiansyah dari Fakultas Kedokteran, serta Prof. Iwan Sahrial dari Fakultas Kedokteran Hewan.

Rektor Unair, Prof. Mohamad Nasih mengatakan, empat guru besar yang baru saja dikukuhkan merupakan potensi yang luar biasa.

"Senang sekali. Alhamdulillah kita bisa mengukuhkan empat lagi guru besar, untuk tambahan energi kita semuanya dalam rangka mengantarkan Universitas Airlangga untuk bisa berkontribusi lebih baik lagi pada masa-masa yang akan datang," ujar dia dilansir dari laman Unair, saat di Aula Garuda Mukti Kantor Manajemen Kampus MERR C, Rabu (28/12/2022). 

Baca juga: Dosen Unair: Persiapkan 3 Hal Ini Saat Libur Natal dan Tahun Baru

Hasil penelitian berpotensi besar

Prof. Nasih menyebutkan, Indonesia memiliki potensi yang luar biasa.

Penelitian-penelitian yang dilakukan sivitas akademika Unair dapat membuka potensi Indonesia yang tersebar hampir di seluruh bidang.

"Profesor-profesor yang baru sudah berhasil mengidentifikasi bagaimana potensi itu ada. Tinggal kemudian bagaimana potensi-potensi ini menjadi sesuatu yang aktual dan bisa dimanfaatkan untuk kemaslahatan umat manusia," ujar Pakar Akuntansi dari Unair tersebut.

Hasil aktualisasi tersebut harus dikawal sampai bermanfaat di masyarakat.

"Karena tanpa itu semuanya, hasil inovasi dan produksi hanya akan berhenti di atas meja," tegas dia.

Baca juga: Setelah Bus Listrik G20, ITS Ciptakan Mobil Pikap Listrik Stylish

Dirinya berharap, hasil inovasi civitas akademika Unair dapat secara riil berguna bagi masyarakat dan menembus pasar komersial.

Prof. Nasih menyayangkan belum banyak masyarakat yang percaya dengan inovasi-inovasi baru yang dibawa.

"Sesungguhnya persoalan utama kita bukan pada bagaimana kita memproduksi, tapi bagaimana produksi karya anak bangsa itu mendapatkan tempat terhormat. Masih banyak orang yang meragukan. Dan ketika masyarakat masih ragu, tidak ada kemanfaatan yang secara optimal bisa kita lakukan," sebut dia.

Contohnya adalah Vaksin Merah Putih dan sel punca (stem cell) yang dihasilkan oleh Unair.

Perlu waktu lama bagi dua inovasi tersebut untuk terserap pasar dan bermanfaat bagi masyarakat. Padahal, kualitas Unair sebagai salah satu perguruan tinggi terbaik di Indonesia tidak perlu diragukan lagi.

"Unair di bidang employability tidak kalah dengan perguruan tinggi lain, demikian juga dengan academic reputation kita, juga berada dalam posisi yang luar biasa," ucap dia.

Unair pertahankan iklim akademik dan kolaborasi

Untuk mendorong kepercayaan masyarakat, Prof. Nasih mengaku iklim akademik dan kolaborasi yang baik patut dipertahankan.

Baca juga: 18 Perguruan Tinggi Punya Jurusan Ilmu Hukum dengan Akreditasi Unggul

"Kolaborasi adalah era kita semuanya. Tanpa kolaborasi kita tidak bisa menghasilkan apapun. Potensi kita sesungguhnya sangat luar biasa. Iklim akademik harus kita dorong dan tingkatkan secara terus menerus," tutup dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com