Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakar UPH: Percepatan Modernisasi Militer China Berdampak ke Indonesia dan Asia Tenggara

Kompas.com - 25/11/2022, 06:22 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Republik Rakyat China (RRC) diperkirakan akan mempercepat proyek modernisasi militernya. Hal ini ditandai dengan pidato Presiden Xi Jinping pada 16 Oktober 2022 yang menyampaikan tekadnya untuk mempercepat proses transformasi militer.

Sehingga pada perayaan 100 tahun berdirinya Tentara Pembebasan Rakyat yang jatuh pada Agustus 2027, angkatan bersenjata China telah menjadi militer kelas dunia.

"Negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia, perlu waspada peningkatan kekuatan militer RRC 5 tahun ke depan. Pasalnya, Presiden Xi Jinping yang baru terpilih kembali sebagai Sekjen Partai Komunis China (PKC) periode 2022-2027 berambisi untuk menjadikan militer China sebagai militer kelas dunia lebih cepat dari target semula,” ucap Dosen Pascasarjana Ilmu Komunikasi UPH, Johanes Herlijanto dalam keterangannya, Jumat (25/11/2022).

Menurut dia, ambisi Presiden Xi terlihat dalam pidato beliau pada pembukaan Kongres Nasional PKC ke-20 pada 16 Oktober 2022.

Baca juga: Nadiem Percepat Perbaikan Bangunan Sekolah Terdampak Gempa Cianjur

Dalam pidato itu, Xi menyampaikan tekadnya untuk mempercepat proses transformasi militer China, agar pada perayaan 100 tahun berdirinya Tentara Pembebasan Rakyat (TPR) yang jatuh pada Agustus 2027, angkatan bersenjata China telah menjadi militer kelas dunia.

Ini berarti bahwa proyek modernisasi militer Cina direncanakan untuk berlangsung jauh lebih cepat dari pada yang dicanangkan oleh Presiden Xi pada kongres PKC ke-19 tahun 2017.

Saat itu, Xi menyampaikan misinya untuk menuntaskan proses modernisasi angkatan bersenjata China secara mendasar pada 2035, sehingga pada pertengahan abad ke-21, militer China diprediksi telah sepenuhnya bertransformasi menjadi angkatan bersenjata kelas dunia.

Dalam pandangan Johanes, tekad Xi tampaknya sangat mungkin terlaksana mengingat perkembangan militer China akhir-akhir ini terlihat sangat pesat, khususnya dalam hal modernisasi alutsista mereka.

Sebagai contoh, kapal induk ketiga mereka, Fujian, baru saja diresmikan pada 22 Juni 2022. Jumlah kepemilikan kapal dari angkatan laut China pun seimbang, bila tidak melebihi, kepemilikan kapal dari angkatan laut Amerika Serikat (AS).

"Sebuah studi yang dipublikasikan pada September lalu oleh sebuah lembaga riset yang ada di Washington memperkirakan bahwa pada akhir dasawarsa 2020-an, kekuatan angkatan laut Cina akan bertambah sebanyak 40 persen. Ini belum termasuk kekuatan-kekuatan lainnya," ucap pria yang juga jadi Ketua Forum Sinologi Indonesia (FSI).

Proyeksi peningkatan kekuatan militer China di atas dikhawatirkan akan membawa dampak, baik jangka pendek maupun panjang, bagi negara-negara di Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

Baca juga: Anaknya Meninggal akibat Kecelakaan, Ibu Ini Wakili Wisuda di Unnes

Pasalnya, dalam pidato di atas, Xi juga menggarisbawahi komitmennya untuk meningkatkan kemampuan demi mempertahankan kedaulatan, keamanan, dan kepentingan pembangunan China.

Komitmen yang disertai dengan peningkatan kekuatan militer di atas, tentu berpotensi meningkatkan ketegangan di kawasan Laut China Selatan.

Di mana terdapat sengketa kepemilikan wilayah antara China dan beberapa negara Asia Tenggara. Sengketa tersebut masih menjadi salah satu isu keamanan yang belum terselesaikan di kawasan Asia-Pasifik.

Apalagi, meski dalam beberapa pidatonya Xi seringkali memberi penekanan pada perdamaian dan penolakan penggunaan kekuatan semena-mena insiden-insiden di Laut China selatan tetap saja terjadi.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com