Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkaca Gempa Cianjur, Peneliti ITS: Harus Jadi Acuan Mitigasi

Kompas.com - 23/11/2022, 15:51 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Bencana gempa berkekuatan 5,6 mengguncang Kabupaten Cianjur, Jawa Barat (Jabar), pada Senin (21/11/2022).

Akibatnya sebanyak 268 orang meninggal dunia akibat gempa Cianjur.

Baca juga: Pakar Unpad: Gempa Cianjur Bukan Bagian dari Sesar Cimandiri

Berdasarkan pengamatan Peneliti Senior Pusat Penelitian Mitigasi Kebencanaan dan Perubahan Iklim (Puslit MKPI) ITS, Dr. Amien Widodo, gempa Cianjur terjadi akibat lempeng tektonik yang bergerak dan menekan wilayah Indonesia sejak jutaan tahun lalu.

Namun, sumber gempa darat dari sesar aktif ini masih belum diketahui secara pasti.

Dirunut berdasarkan peta, berdekatan dengan Cianjur terdapat sesar Cimandiri yang membentang mulai dari Teluk Pelabuhan Ratu hingga Cianjur.

Sesar ini pernah mengguncang Sukabumi pada tahun 2001 silam.

"Namun, letak sesar yang berada jauh di sebelah utara tempat kejadian dipastikan bukan penyebab dari gempa Cianjur ini," ujar Amien dalam keterangannya, Rabu (23/11/2022).

Peristiwa gempa Cianjur cukup terasa guncangannya. Meskipun tergolong berkekuatan kecil, posisi peristiwa gempa yang dangkal menyebabkan kerusakan bangunan yang berada di atasnya.

Untungnya, gempa Cianjur tidak berpotensi tsunami karena sumber gempa berasal dari daratan.

Dosen Departemen Teknik Geofisika ITS ini menyebut, gempa merupakan suatu peristiwa yang tidak bisa diprediksi kemunculannya.

Namun, berkaca dari peristiwa gempa yang telah melanda beberapa kali di Indonesia, seharusnya bisa dijadikan acuan mitigasi.

Baca juga: Gempa Cianjur, Mendikbud Identifikasi Guru dan Siswa yang Jadi Korban

Mitigasi sendiri dibagi menjadi dua jenis. Yakni, mitigasi struktural yang berfokus pada pembangunan infrastruktur dan mitigasi nonstruktural yang berfokus pada edukasi masyarakat.

Lanjut dia menjelaskan, pertolongan gempa berdasarkan hasil survei gempa Kobe 1995, yakni 35 persen dari diri sendiri, 32 persen dari keluarga, 28 persen dari tetangga, dan sisanya 5 persen dari luar.

Dapat disimpulkan, tanggung jawab terbesar akan keselamatan kita berada pada diri sendiri.

"Tanamkanlah pengetahuan tentang gempa agar bisa selamat," jelas dia.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com