Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

OJK: Penipuan Investasi Banyak Sasar Kalangan Mahasiswa

Kompas.com - 20/11/2022, 19:53 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen, Friderica Widyasari Dewi memberikan kuliah umum kepada mahasiswa UGM yang berjudul "Merencanakan Masa Depan yang Lebih Sejahtera".

Dia menerangkan, sepanjang tahun 2022 OJK telah menerima 53.851 pengaduan, itu mencakup 53.263 pengaduan berkaitan dengan pinjaman online (pinjol) ilegal dan 588 penipuan investasi.

Baca juga: Rektor IPB: Ratusan Mahasiswa Terjerat Pinjol adalah Korban Penipuan

Pinjaman ini, menurut dia, merugikan dan membebani karena menetapkan suku bunga yang tinggi dengan fee yang besar dan denda tidak terbatas, mengakses semua data di ponsel, serta menggunakan modus intimidasi pada saat penagihan.

"Hati-hati karena ini biasanya menawarkan sesuatu yang sangat cepat, mudah, tapi kalau kita tidak membayar mereka akan datang, semua kontak kita akan dihubungi, dan itu sangat mengerikan," ungkap dia dalam keterangannya di laman UGM, Minggu (20/11/2022).

Perempuan yang akrab disapa Kiki ini menyebut maraknya kejahatan keuangan yang terjadi di berbagai daerah terhadap berbagai kalangan masyarakat, salah satunya penipuan investasi yang juga banyak menyasar kalangan mahasiswa.

Dia menerangkan sejumlah alasan untuk berinvestasi, yaitu untuk membiayai cita-cita pribadi, mengatasi daya beli yang terus menurun, serta sebagai alternatif pendapatan.

"Tidak selalu dalam hidup kita akan menerima penghasilan, suatu saat pasti akan pensiun. Di saat itu kita harus bisa mempertahankan hidup kita agar kita bisa hidup lebih nyaman, dan itu tidak bisa tanpa persiapan," jelas dia.

Generasi muda, sebut dia, adalah pelaku ekonomi yang penting, namun juga lebih rentan secara finansial dan mudah terperdaya ajakan pemengaruh.

Tingkat pemahaman masyarakat terhadap produk dan jasa keuangan berada di angka 49 persen, tapi 86 persen orang sudah menggunakan akses keuangan.

Hal ini menunjukkan bahwa terdapat kesenjangan antara literasi dan inklusi keuangan.

"Artinya lebih banyak orang menggunakan produk dan jasa keuangan tanpa memahami," ucap dia.

Baca juga: Mendikbud Nadiem Dorong Cepat PTN Bisa Tingkatkan Status Jadi PTN-BH

Kiki pun memberikan berbagai tips berinvestasi bagi mahasiswa, seperti memahami diri dan kondisi keuangan, mengenali produk investasi, mulai dari jumlah kecil dengan melakukan diversifikasi, tidak mudah mengikuti emosi, dan selalu memastikan legalitas.

"Peran dari generasi muda luar biasa, tapi jangan sampai menjadi generasi muda yang tidak melakukan apa-apa. Gunakan masa muda dengan sebaik mungkin," tegas dia.

Rektor UGM, Prof. Ova Emilia menambahkan, investasi dan perencanaan keuangan untuk masa depan adalah hal yang penting dan perlu dilakukan sejak dini.

Hal ini akan melatih mahasiswa untuk lebih disiplin dan mampu mengelola keuangan dengan baik.

Baca juga: Agar Mahasiswa Tak Kena Pinjol, Rektor Harus Beri Literasi Keuangan

"Ini buat mahasiswa agar bisa mempersiapkan masa depan, terutama bagaimana disiplin menyisihkan dana untuk investasi yang lebih produktif. Harapannya ini memberi manfaat positif bagi kita semua, generasi muda agar lebih bijak mengelola keuangan dan tentunya lebih sejahtera," pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com