Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak-anak dan Pemuda Yogya Ingatkan Warga akan Pengelolaan Sampah

Kompas.com - 16/10/2022, 19:34 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Selama ini, sampah masih menjadi persoalan yang belum terselesaikan. Tak terkecuali di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Data Badan Pembangunan Daerah DIY pada 3 Oktober 2022, total volume sampah di DIY mencapai 1.133,94 ton/hari.

Sementara itu, volume sampah yang bisa diproses dalam sistem pengelolaan sampah terpadu tempat pembuangan akhir (TPA) DIY hanya sebesar 893,53 ton/hari.

Belum lagi, sampah-sampah yang dibuang ke kali atau sungai hingga hanyut dan menumpuk di hilir, yang berdampak pada masyarakat sekitar.

Baca juga: Prevalensi Tinggi, Save The Children Ajak 700 Anak Tingkatkan Kesehatan Gigi dan Mulut

Gelar pentas seni “Gemati Bhumiku”

Terkait hal itu, sebanyak 23 anak-anak dan orang muda yang tergabung dalam Child Campaigner Yogyakarta Save the Children Indonesia menginisiasi pentas seni bertema “Gemati Bhumiku” di Menoewa Kopi Malioboro Yogyakarta, Minggu (16/10/2022).

Tujuannya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pengelolaan sampah.

Menurut Anggota Child Campaigner Yogyakarta – Save the Children Indonesia, Kisah (18), tumpukan sampah di TPA Piyungan sudah melebihi batas, volume penerimaan sampah semakin naik.

Terlebih kurangnya pengelolaan sampah yang baik sering menimbulkan bau tak sedap, apalagi musim penghujan yang semakin membuat tidak sehat.

Baca juga: Save The Children Ajak Anak Muda Yogyakarta Bersih-bersih di Kali Code

"Masih banyak juga orang yang membuang sampah ke sungai, jadi ketika hujan deras dapat menimbulkan banjir sampah. Jika sungai kering sampah menumpuk di pinggir kali dan menyebabkan bau yang tidak sedap," ujarnya.

Refleksi kasih sayang pada bumi

Sementara Dewi Sri Sumanah selaku Media dan Brand Manager Save the Children Indonesia menjelaskan, tema “Gemati Bhumiku” dipilih oleh anak-anak dan orang muda.

Tentu sebagai refleksi rasa kasih sayang yang tulus dan sepenuhnya kepada bumi.

Lebih mendalam, Gemati Bhumiku dimaksudkan sebagai wujud meningkatkan kesadaran dan komitmen masyarakat dan berbagai pihak.

Untuk lebih dapat menjaga dan melestarikan bumi terutama sadar pentingnya untuk tidak membuang sampah sembarangan.

Sedangkan Pentas Seni “Gemati Bhumiku” bekerja sama dengan Teater RDJ, Komunitas Indriyanati dan Kwarda Pramuka Provinsi DIY.

Adapun yang ditampilkan ialah suara, ide gagasan anak-anak terkait penanganan krisis iklim yang dikemas menarik melalui musikalisasi puisi, teater, dan diskusi publik.

Dikatakan, inisiasi anak-anak dan orang muda yang tergabung dalam child campaigner ini merupakan bagian dari Kampanye Aksi Generasi Iklim Save the Children Indonesia.

Baca juga: Peringati Hari Bumi, Save The Children Luncurkan Aksi Generasi Iklim

"Kampanye ini bertujuan untuk memastikan anak–anak dan keluarga terutama mereka yang terdampak secara langsung dari krisis iklim dapat bertahan hidup dan beradaptasi dengan melakukan hal kecil dimulai dari keluarga," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com