Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

10 Cara Menjaga Kesehatan Mental buat Mahasiswa

Kompas.com - 15/10/2022, 11:57 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Dian Ihsan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Beberapa hari lalu media sosial dihebohkan dengan mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) yang tewas karena bunuh diri akibat depresi.

Kasus ini bukan pertama kalinya terjadi. Sudah banyak mahasiswa di Indonesia melakukan bunuh diri karena kesehatan mentalnya yang sedang bermasalah.

Lalu, bagaimana menjaga kesehatan mental bagi mahasiswa?

Dosen Keperawatan Jiwa UM Surabaya Uswatun Hasanah membagikan sejumlah tips menjaga kesehatan mental bagi mahasiswa.

Baca juga: 12 Ciri-ciri Orang Berisiko Bunuh Diri, Info Ners Unair

Uswatun menyebut, hal-hal yang dapat menjadi faktor risiko maupun pemicu munculnya masalah kesehatan mental pada mahasiswa diantaranya sebagai berikut:

  • Perubahan lingkungan dan proses transisi
  • Stress akademik
  • Kesepian
  • Hubungan pertemanan yang toxic
  • Faktor perkembangan remaja
  • Penyalahgunaan zat
  • Masalah sosial ekonomi
  • Stigma terkait kesehatan mental
  • Kurang optimalnya peran lembaga dukungan kesehatan mental di lingkungan kampus

"Penting untuk melakukan identifikasi terkait penyebab yang melatarbelakangi munculnya masalah kesehatan mental khususnya pada mahasiswa, dengan harapan hasil identifikasi tersebut dapat menjadi acuan dalam menentukan tindakan pencegahan masalah kesehatan mental," tutur Uswatun dilansir dari laman UM Surabaya.

Ia membagikan beberapa tips yang dapat diterapkan oleh mahasiswa, baik yang sehat jiwa, yang berisiko mengalami gangguan jiwa maupun yang sudah terdiagnosis mengalami gangguan jiwa sehingga tidak berakhir pada bunuh diri.

1. Pahami apa yang ada dalam diri sendiri

Kenali dan pahami diri sendiri terkait kondisi tubuh baik secara fisik maupun mental.

Sehingga saat gejala gangguan fisik maupun mental muncul, secara otomatis mahasiswa akan waspada sehingga mampu melakukan upaya pencegahan dan menghentikan gejala yang semakin bertambah parah ataupun mampu mengambil keputusan bahkan tindakan yang tepat dalam mencari bantuan.

2. Menjalin relasi yang suportif

Kamu harus bisa menciptakan dan menjalin relasi dengan lingkungan yang supportif. Lingkungan yang sehat dan relasi antar individu yang saling mendukung sangat penting untuk meningkatkan kesehatan jiwa antar mahasiswa.

"Jika memang diperlukan, mahasiswa dapat membentuk grup suppportif yang dapat menjadi wadah untuk saling menyampaikan keluh kesah saat merasa tertekan maupun saat berada pada situasi sulit, sehingga proses sharing dapat direspons oleh grup dengan saling memberikan dukungan," kata dia. 

Baca juga: Laki-laki Lebih Jago Baca Peta ketimbang Perempuan? Ini Kata Ilmuwan

3. Buat jadwal prioritas

Membuat jadwal kegiatan prioritas harus dilakukan mahasiswa. Itu karena, saat memasuki jenjang perguruan tinggi, mahasiswa akan berada pada masa transisi baik terkait beban akademik, waktu perkuliahan, kegiatan organisasi maupun ekstrakurikuler dan aktivitas lainnya yang tentu saja ingin dicoba dan dilakukan semua oleh mahasiswa baru.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com