Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemprov NTB Luncurkan Program Universitas Bakrie Matching Fund Kedaireka 2022

Kompas.com - 06/10/2022, 20:07 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com  – Pemerintah Provinsi NTB meluncurkan program Universitas Bakrie Matching Fund Kedaireka 2022 “Integrasi Zero Waste dan Agrowisata dalam Pertanian Berkelanjutan Melalui Budidaya Larva Balck Soldier Fly (BSF)” pada Rabu, 5 Oktober 2022 di Mataram, NTB.

Program Universitas Bakrie Matching Fund Kedaireka 2022 diinisiasi peneliti Universitas Bakrie bermitra dengan Dompet Dhuafa. Pembiayaan program Matching Fund Kedaireka 2022 didapat dari Kemendikbud Ristek RI.

Program ini merupakan upaya mendukung keberhasilan NTB Zero Waste atau dikenal dengan ‘nol dedoro’ sekaligus perwujudan dukungan prioritas Proyek Strategis Nasional (PSN) yang secara khusus berfokus pada solusi ramah lingkungan dan penerapan ekonomi sirkular.

Program ini juga bertujuan mendukung terciptanya pertanian dan pariwisata yang berkelanjutan. Untuk mewujudkan hal ini maka dikembangkan budidaya larva Black Soldier Fly (BSF) di NTB.

“Integrasi Zero Waste dan Agrowisata merupakan wujud kolaborasi dan penerapan inovasi yang dihasilkan di perguruan tinggi sebagai solusi untuk memecahkan masalah timbulan sampah sekaligus mewujudkan pertanian dan pariwisata berkelanjutan," jelas Ketua Matching Fund Kedaireka 2022 Universitas Bakrie Deffi Ayu Puspito Sari.

Lebih jauh ia menjelaskan, pupuk organik sebagai hasil budidaya BSF dapat mengurangi pemakaian pupuk anorganik. Pakan ternak dari larva BSF dapat meringankan biaya penyediaan pakan ternak dan mensubsitusi pakan ternak biasa dengan pakan yang kaya nutrisi.

"Lokasi budidaya BSF juga dapat dijadikan tempat edukasi kepada masyarakat terkait pengelolaan sampah organik oleh BSF,” tambah Deffi Ayu.

Program Matching Fund Kedaireka 2022 bertujuan mendorong lebih banyak masyarakat dan kemandirian pelaku usaha di sektor pertanian di NTB untuk turut andil dalam merespon permasalahan timbulan sampah dengan memanfaatkan potensi sumberdaya lokal.

Baca juga: Ditjen Dikti Luncurkan 7 Program Ekosistem Kedaireka

Inovasi yang akan dihasilkan dari program ini berupa pembinaan budidaya BSF kepada peternak, peningkatan kapasitas masyarakat melalui berbagai pelatihan kepada petani, membangun instalasi reaktor BSF di BRIDA NTB, menghasilkan pupuk organik sebagai hasil samping olahan BSF, dan rencana pembentukan agrowisata BSF.

Program “Integrasi Zero Waste dan Agrowisata dalam Pertanian Berkelanjutan melalui Budidaya Larva Balck Soldier Fly (BSF)” merupakan program lanjutan dari program “Pengolahan Sampah dengan Pembudidayaan Maggot Black Soldier Fly (BSF)” pada tahun 2021 yang dilaksanakan di desa Midang, Lombok Tengah.

Timbulan sampah merupakan permasalahan yang muncul seiring peningkatan jumlah penduduk. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) menyatakan di tahun 2021, total timbulan sampah di Indonesia mencapai 21,88 juta ton.

Sebanyak 40,4 persen diantaranya merupakan jenis sampah organik. Salah satu wilayah yang terdampak oleh permasalahan timbulan sampah ialah Kabupaten Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Berdasarkan data pasokan sampah yang diperoleh, Tempat Penampungan Sampah Terpadu (TPST) di NTB hanya dapat menampung sekitar 47 persen dari perkiraan total volume sampah yang diproduksi (±3.388 ton/hari),

Untuk itu diperlukan sebuah terobosan yang tepat guna untuk menanggulangi dampak timbulan sampah yang tidak terkumpul di TPST.

Pada dasarnya sampah organik dapat terurai dengan sendirinya oleh organisme pengurai namun membutuhkan waktu yang cukup lama, dan dalam proses penguraiannya melepaskan gas rumah kaca yang meningkat akumulasinya di atmosfer.

Dalam jangka panjang dapat menjadi pemicu perubahan iklim. United Nations Environment Programme (UNEP) melaporkan emisi metana dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA) merupakan salah satu penyebab utama terhadap dampak iklim di sektor sampah.

Inventarisasi Gas Rumah Kaca (IGRK) pada 2018 mengumumkan bahwa kontribusi emisi dari pengelolaan limbah/sampah menempati urutan empat besar dengan total emisi sebesar 127 ribu Gg CO2e.

Baca juga: Naik Signifikan, Kedaireka Rampungkan Program Matching Fund 2022

 

Penggunaan larva Black Soldier Fly (BSF) dapat menjadi salah satu solusi untuk mengurangi timbulan sampah dan mengurangi gas metana yang muncul. BSF akan cepat mengkonsumsi sampah organik.

Berdasarkan siklus hidupnya, larva BSF dapat dipanen untuk dijadikan pakan ternak maupun dikeringkan sehingga lebih tahan lama. Hasil samping berupa pupuk organik dan berbagai produk turunan lain yang bernilai ekonomi dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com