Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bahaya Gas Air Mata, Pakar UM Surabaya: Mengandung Kumpulan Bahan Kimia

Kompas.com - 02/10/2022, 13:26 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

KOMPAS.com - Penggunaan gas air mata dalam kerusuhan usai Laga Arema FC vs Persebaya Surabaya dalam ajang Liga 1 2022-2023 di Stadion Kanjuruhan Kabupaten Malang, Sabtu (1/10/2022), menuai sejumlah kritik.

Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya, Dede Nasrullah menilai, pengamanan dengan menggunakan gas air mata tersebut merupakan pelanggaran kode etik keamanan FIFA.

Apalagi bila melihat dampak dari akibat gas air mata tersebut dengan kondisi stadion yang sangat penuh sesak dan tidak kondusif, Dede mengatakan seharusnya pihak berwajib dapat melakukan tindakan pengamanan yang lainnya.

Baca juga: 10 Negara dengan Skor IQ Tertinggi 2022, Berapa Skor IQ Indonesia?

Bahaya gas air mata dan cara penanganan

Dede menjelaskan, gas air mata mengandung tiga kumpulan bahan kimia salah satunya yang sering digunakan adalah chloroacetophenone yang disingkat dengan CN dan chlorobenzylidenemalononitrile atau yang disingkat CS.

"Paparan bahan kimia tersebut secara langsung dapat menyebabkan iritasi pada mata, sistem pernapasan, dan kulit,” jelas Dede dilansir dari laman UM Surabaya.

Dede menjelaskan senyawa CS ini biasanya diformulasikan dengan beberapa bahan kimia, terutama pelarut metil isobutil keton (MIBK) yang digunakan sebagai pembawa.

Senyawa CS ini yang berhubungan dengan reseptor syaraf yang dapat menyebabkan rasa nyeri, ketika gas air mata terpapar di kulit terutama pada bagian wajah dan mata akan menimbulkan rasa perih dan pedih.

“Selain itu gas air mata dapat juga menimbulkan rasa gatal pada kulit, panas, dan penglihatan kabur. Gejala lainnya yaitu terkait dengan pernapasan dapat dialami, seperti sulit bernapas, batuk, mual dan muntah,” imbuh dia.

Baca juga: Uang Saku Rp 325 Juta, Ini Cara Daftar Beasiswa Gates Cambridge S2-S3

Dede menjelaskan penanganan yang bisa dilakukan. Pertama ketika terkena gas air mata seseorang bisa menyiram dengan air bersih yang mengalir karena air ini dapat menurunkan konsentrasi senyawa CS dalam formulasi.

Kedua, tutup dengan rapat hidung, mata dan mulut bisa dengan menggunakan masker untuk mengurangi terhirupnya gas tersebut.

Ketiga, segera ganti pakaian yang sudah terkontaminasi dan jangan sampai terkena/menyentuh anggota tubuh.

Keempat, segera menjauh dari area yang terdampak gas air mata.

Kelima, carilah pertolongan medis, apabila masih ada efek akibat gas air mata 20 menit setelahnya atau jika mengalami sesak segera minta pertolongan medis.

“Semoga dengan kejadian ini dapat menjadi pelajaran bagi kita semua sehingga sepakbola di Indonesia menjadi lebih baik lagi dan tidak ada kejadian serupa karena pada hakikatnya nyawa harus lebih dipentingkan dari segala galanya,” pungkas Dede.

Baca juga: Gas Air Mata di Stadion Kanjuruhan, Dosen UM Surabaya: Salahi Aturan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com