Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakar ITB: Indonesia Butuh Talenta Muda Bidang Sains dan Teknologi

Kompas.com - 30/09/2022, 11:39 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

KOMPAS.com - Dosen Astronomi Institut Teknologi Bandung (ITB) sekaligus salah satu jajaran direktur International Lunar Observatory Association (ILOA), Chatief Kunjaya menyebut, sains dan teknologi adalah kunci mengubah Indonesia dari negara berkembang menjadi negara maju.

"Indonesia secara umum masih tertinggal dari negara-negara lain dalam hal sains antariksa, oleh karena itu kita butuh talenta-talenta muda untuk belajar sains dan teknologi,” ujar Kunjaya dalam forum astronomi “Moon Exploration for the Future of Humankind”, yang digelar ITB dan ILOA, beberapa waktu lalu.

Padahal, eksplorasi manusia terhadap ruang angkasa berdasarkan ilmu astronomi telah berlangsung sejak puluhan tahun lalu. ILOA menjadi salah satu organisasi yang tertarik pada eksplorasi ini.

Baca juga: Erick Thohir Sebut 9 Pekerjaan Bakal Hilang di 2030, Ada Pekerjaanmu?

Sebagai salah satu upaya memperkenalkan astronomi serta menyosialisasikan misinya, ILOA menggelar forum astronomi di beberapa negara termasuk Indonesia.

Menurut Kunjaya, faktor utama yang mendorong peran Indonesia dalam eksplorasi bulan adalah motif edukasi.

Berdasarkan pengalamannya sebagai guru, Kunjaya mengatakan siswa cenderung menghindari topik yang berhubungan dengan sains dan teknologi karena dianggap sulit dan membosankan.

Pola pikir ini yang coba diubah melalui misi ILOA dengan berbagai pendekatan kegiatan bagi siswa maupun mahasiswa.

Sebagai salah satu upaya mewujudkan cita-cita tersebut, ILOA menghadirkan kompetisi mengolah citra gambar bintang dan galaksi hasil tangkapan teleskop ILO-X untuk siswa SMP dan SMA.

Kompetisi ini diharapkan mampu menggugah antusiasme dan keingintahuan generasi muda terhadap sains dan teknologi di bidang astronomi.

Baca juga: 10 Pekerjaan yang Bakal Naik Daun di Indonesia 5 Tahun Mendatang

Sedangkan untuk lingkup universitas, pemberian edukasi dapat dilakukan melalui kegiatan riset dan penelitian berdasarkan hasil eksplorasi misi ILOA-1.

Kelompok riset yang ada dapat memanfaatkan data-data dalam misi tersebut tidak hanya untuk pengembangan ilmu astronomi, namun juga untuk kepentingan lain yang menyangkut bidang keilmuan yang lebih luas.

“Selain mengedukasi siswa, kita juga harus memikirkan kemungkinan mahasiswa untuk terlibat dalam misi ini. Di ITB, kita punya jurusan astronomi, informatika, dan kedirgantaraan. Jadi mungkin ke depan kita bisa mengembangkan rancangan kerja riset bersama mahasiswa," ia menambahkan.

Hasil akhir yang diharapkan dengan adanya misi serta program dari ILOA adalah dampak berkelanjutan bagi komunitas dan masyarakat terutama dalam hal literasi sains.

Parameter yang dapat diidentifikasi antara lain peningkatan motivasi siswa dalam mempelajari sains lewat pengalaman belajar yang berbeda dan menyenangkan.

Baca juga: Kemendikbud Ristek: Indonesia Butuh 9 Juta Talenta Digital hingga 2035

Sedangkan dari sisi mahasiswa, mereka juga dapat mengembangkan minat dan kemampuannya lewat kolaborasi yang terbuka lebar dalam hal riset, instrumentasi penelitian, dan peningkatan kapasitas.

Para talenta muda yang berperan sebagai sumber daya unggul ini harus terus didorong dalam hal motivasi maupun fasilitas untuk menciptakan iklim yang ideal bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com