Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bantu Lajang Temukan Jodoh, Sekolah Cinta PPA Institute Nikahi 567 Pasangan

Kompas.com - 23/09/2022, 21:40 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Lembaga training berbasis ilmu-ilmu Al Quran dan hadist, PPA Institute mendirikan Sekolah Cinta yang merupakan bagian dari program berbasis kebutuhan masyarakat yang dicanangkan sejak tahun 2015.

Misi program ini adalah mempertemukan pasangan pria dan wanita yang telah diberi edukasi dan pelatihan akidah selama kurun waktu tertentu untuk kemudian dipasangkan dan dinikahkan.

Baca juga: 12 Jurusan Kuliah Tersulit, Calon Mahasiswa Tertarik Daftar?

Menurut Pendiri PPA Institute Rezha Rendy, banyak sekali pria dan wanita di Indonesia, khususnya kaum muslim yang secara finansial memiliki kemapanan ekonomi, tapi ternyata menemukan kesulitan dalam mencari jodohnya.

Hal tersebut disebabkan banyak faktor, tapi dari penelitian yang dilakukan oleh lembaganya.

Mayoritas disebabkan karena kurangnya pemahaman tauhid dari masing-masing individu, sehingga mereka hanya mengandalkan faktor lahiriah saja.

PPA Institute adalah lembaga pendidikan yang ingin membumikan ayat-ayat Al Quran dalam kehidupan sehari-hari.

"Dalam perjalanan satu dekade ini, kami menemukan umumnya persoalan yang dihadapi masyarakat Indonesia hampir sama saja, mulai dari keuangan, kesehatan dan pernikahan atau jodoh. Di sini kami hadir untuk memberikan solusi praktis berbasis ilmu akidah," ungkap dia dalam keterangannya, Jumat (23/9/2022).

Berdasarkan data Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) tahun 2020, dari 270 juta penduduk Indonesia, baru 86 juta yang telah berkeluarga.

Baca juga: Profil Anies Baswedan, Mulai dari Pendidikan dan Jabatan Mentereng

Artinya, ada lebih dari 150 juta yang belum berkeluarga, meski di antara mereka ada yang statusnya masih di bawah umur.

"Tentu rasio ini cukup mengkhawatirkan, ketika sebuah masyarakat lebih banyak yang memilih untuk hidup melajang, bisa berbahaya bagi kelangsungan regenerasi bangsa di masa akan datang. Di Jakarta, berdasarkan data Statistik Sektoran Pemprov DKI, 46 persen penduduknya adalah lajang. Tentu ini harus kita carikan solusinya bersama," ungkap dia.

Konsep Sekolah Cinta PPA Institute, bilang dia, berbeda dengan biro jodoh.

Fungsi keberadaan program ini bukan menjadi mak comblang (perantara) yang mempertemukan satu pria lajang dengan wanita lajang.

Lebih dari itu, Sekolah Cinta justru ingin mengubah pola pikir para lajang dari hal paling mendasar, yaitu tentang kebergantungan kepada Tuhan.

Dari pengalaman memberikan training, baik secara umum maupun khusus di Sekolah Cinta, bahwa menemukan persoalan utama para jomblo ini adalah mereka terlalu mengandalkan apa yang ada pada diri mereka, dan tidak mengandalkan apa yang ada pada Allah SWT.

Baca juga: Guru Besar IPB: 50 Persen Rakyat Indonesia Alami Kelaparan Tersembunyi

"Ini sebenarnya sangat mendasar sekali. Sehingga halangan mereka mendapatkan jodoh justru karena mereka menghalangi diri sendiri dari ketergantungan pada Yang Maha Kuasa," tutur dia.

Rendy memberikan contoh banyak sekali testimoni keberhasilan peserta training Sekolah Cinta maupun peserta training Pola Pertolongan Allah (PPA) yang akhirnya menemukan jodoh mereka setelah mengubah cara mereka berpikir dan beribadah.

Intinya, perbaiki dulu hubungan dengan Allah SWT melalui rangkaian ibadah yang dipandu dengan training, kemudian melanjutkan dengan menjadi apa yang disebut sebagai Employee of Allah (EOA).

"Setelah ini, maka urusan-urusan, seperti jodoh yang belum ketemu, bisnis yang bangkrut, rumah tangga yang tidak harmonis, dipecat dari tempat kerja, akan menemukan jalan keluarnya," tuturnya.

Baca juga: Evalina, Wisudawan Termuda Universitas Brawijaya dengan IPK 3,92

Sampai saat ini, Sekolah Cinta PPA Institute telah menggelar 93 one day class training dengan ribuan alumni, serta kelas-kelas online selama masa pandemi yang hingga saat ini berhasil mempertemukan 567 pasangan hidup.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com