Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Rapor Pendidikan, Kemendikbud: Bukan untuk Bandingkan Sekolah atau Daerah

Kompas.com - 20/09/2022, 14:58 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

KOMPAS.com - Kepala Badan Standar, Kurikulum dan Asesmen Pendidikan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) Anindito Aditomo menjelaskan, Rapor Pendidikan adalah alat refleksi dan perencanaan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran di satuan pendidikan.

Rapor Pendidikan memberikan informasi tentang hasil evaluasi pendidikan melalui Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) 2022 yang telah dilakukan oleh sekolah, serta sumber data lainnya.

Rapor pendidikan dapat digunakan oleh satuan pendidikan dan daerah untuk bisa mengidentifikasi tantangan pendidikan di satuan pendidikan dan menjadi bahan untuk refleksi sehingga bisa menyusun rencana perbaikan pendidikan secara lebih tepat dan berbasis data.

Baca juga: Masyarakat Bisa Lihat Hasil Rapor Pendidikan Indonesia, Ini Cara Akses

Masyarakat pun dapat melihat hasil Rapor Pendidikan melalui Rapor Pendidikan Publik. Transparansi data rapor pendidikan kepada publik merupakan upaya Kemendikbud Ristek untuk mengajak masyarakat ikut melihat, mengawal, dan berinovasi dalam meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia.

Namun, dilansir dari Ditsmp Kemdikbud, hingga saat ini masih banyak masyarakat yang belum memahami tujuan dan juga maksud dari program evaluasi sistem pendidikan ini.

Rapor Pendidikan bukan untuk menghukum dan mencari siapa yang salah

Hasil dari Asesmen Nasional menjadi salah satu data yang disajikan di dalam Rapor Pendidikan. Nanum, hasil dari Asesmen Nasional pada dasarnya bukanlah untuk menghukum dan juga mencari siapa yang menjadi kambing hitam atas kualitas pendidikan yang ada.

Data yang disajikan justru seharusnya dijadikan acuan untuk merefleksikan diri serta membenahi layanan pendidikan sehingga mutu pendidikan bisa lebih ditingkatkan lagi.

Baca juga: Rancang BOS-BOP 2023 Makin Mudah Lewat Rapor Pendidikan

Rapor Pendidikan bukan untuk memperingatkan sekolah atau daerah

Masih banyak masyarakat yang menganggap warna merah ataupun kuning dalam Rapor Pendidikan adalah sebuah peringatan bagi satuan pendidikan dan juga dinas pendidikan.

Seolah-olah satuan pendidikan dan dinas pendidikan harus dihakimi akibat buruknya hasil Rapor Pendidikan.

Warna-warna ini justru berguna untuk membantu memvisualisasikan hasil yang ada sehingga satuan pendidikan dan dinas pendidikan lebih mudah untuk membacanya.

Kesalahan yang terjadi di sini adalah lebih melihat sudut pandang penghakiman daripada sudut pandang refleksi diri.

Justru dengan adanya hasil yang perlu perbaikan di dalam Rapor Pendidikan dapat membantu satuan pendidikan dan juga dinas pendidikan dalam mencari akar masalahnya.

Jika akar masalah telah ditemukan, maka solusi untuk memecahkan masalah tersebut juga akan semakin mudah.

Baca juga: Cara Cek Siswa Penerima Bantuan Kartu Indonesia Pintar SD-SMA 2022

Rapor Pendidikan bukan untuk membandingkan pencapaian

Berkaca pada Ujian Nasional, hasil yang ada terkadang menjadi sebuah hal yang dibanding-bandingkan. Hal ini seolah-olah menjadi ajang gengsi antarsekolah ataupun antardaerah.

Maka dari itu, pada Asesmen Nasional, Kemendikbud Ristek meminta mindset ini haruslah diubah.

Hasil yang diperoleh dari Asesmen Nasional dan yang ditampilkan pada Rapor Pendidikan bukanlah hal yang patut untuk diperbandingkan.

Namun, hasil bagus yang ada pada satuan pendidikan atau daerah lain dapat dijadikan role model bagi satuan pendidikan atau daerah yang hasil Rapor Pendidikannya masih belum baik.

Pada intinya, Asesmen Nasional dan juga Rapor Pendidikan bukanlah sebuah program yang diciptakan untuk menghakimi, melainkan untuk merefleksikan diri guna meningkatkan mutu pendidikan.

Dengan ini, diharapkan satuan pendidikan, daerah, pemerintah pusat, dan juga masyarakat bisa bahu-membahu untuk meningkatkan kualitas dan juga layanan pendidikan di Tanah Air.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com