Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dosen UM Surabaya: Asap Rokok Buat Anak Mudah Sakit dan Drop

Kompas.com - 20/09/2022, 13:27 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Bahaya asap rokok bukan hanya untuk perokok aktif saja, tapi juga berbahaya bagi orang yang tidak merokok (perokok pasif).

Dosen Teknologi Laboratorium Medis (TLM) UM Surabaya, Vella Rohmayani menjelaskan golongan yang rentan terpapar asap rokok salah satunya adalah anak kecil.

Baca juga: 12 Jurusan Kuliah Tersulit, Calon Mahasiswa Tertarik Daftar?

"Anak kecil memiliki sistem imun yang belum terbentuk secara sempurna, sehingga mudah terserang penyakit. Sehingga jika si kecil sering terpapar asap rokok tentu akan menimbulkan dampak yang lebih parah," kata dia dalam keterangannya, Selasa (20/9/2022).

Menurut Vella, saat anak sakit orangtua menjadi cemas dan khawatir, serta bisa bergadang di malam hari.

"Itu karena si kecil (anak) biasanya sulit tertidur nyenyak," jelas dia.

Biasanya, kata dia, anak mengalami sakit pada rentang usia 6 bulan sampai 10 tahun.

Beberapa penelitian menyebutkan bahwa anak mengalami sakit 12 kali per tahun masih tergolong normal.

Adapun penyakit yang paling sering menyerang anak adalah batuk, pilek, demam, dan diare.

Dia mengungkapkan, ada beberapa hal yang dapat memicu anak menjadi lebih sering sakit, yakni kurang waktu tidur atau istirahat, kurang asupan nutrisi yang seimbang, tidak melakukan imunisasi, kurang asupan vitamin D, dan sering terpapar oleh asap rokok.

Anggota Muhammadiyah Tobacco Control Center (MTCC) UM Surabaya ini menjelaskan, anak yang sering terpapar asap rokok, asupan nutrisi harian yang kurang seimbang, dan kurangnya jam istirahat, maka membuat anak lebih mudah drop.

Baca juga: Guru Besar IPB: 50 Persen Rakyat Indonesia Alami Kelaparan Tersembunyi

Berdasarkan hasil penelitian menyebutkan asap rokok dapat membuat system imun menurun.

Sehingga apabila anak terpapar asap rokok, maka menimbulkan dampak yang lebih parah, seperti memicu terjadinya batuk pilek, sakit kepala, infeksi tenggorokan, infeksi telinga, terjadinya iritasi pada mata, hingga memicu terjadinya penyakit bronkitis dan pneumonia.

"Bukan hanya paparan asap rokok yang terhirup secara langsung saja yang berbahaya. Namun, residu asap rokok yang tertinggal di mobil, pakaian, serta tempat lainnya juga menyebabkan bahaya yang sama bagi si kecil," tegas dia.

Dia mengingatkan kepada orangtua sebisa mungkin mengusahakan rumah menjadi area yang bebas dari asap rokok.

Jika ayah atau penghuni rumah lainnya ada yang menjadi perokok aktif, pastikan harus mengganti baju, keramas, dan menggosok gigi sebelum berkumpul bersama anak.

Selain itu orangtua tidak boleh asal menitipkan anak ke saudara, teman maupun tetangga yang menjadi perokok aktif.

Baca juga: Kasus Santri Tewas, Ada Kesalahpahaman antara Ponpes Gontor dan Keluarga

"Pastikan kendaraan yang ditumpangi si kecil, tempat penitipan anak atau day care harus aman dari paparan asap rokok. Dan pastikan orangtua harus memperhatikan waktu istirahat dan asupan nutrisi harian anak terpenuhi," tukas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com