KOMPAS.com - Time-out adalah salah satu cara yang dapat digunakan untuk mendisiplinkan anak ketika melakukan perbuatan yang melanggar aturan yang telah disepakati bersama.
Bagi orangtua, metode time-out dapat menjadi salah satu cara untuk memberikan konsekuensi pada anak tanpa marah-marah. Sebab, orangtua memiliki waktu untuk mengelola emosi.
Menurut penelitian, time-out dinilai efektif untuk memberikan konsekuensi pada anak ketika mereka melakukan kesalahan, ketimbang orangtua memarahinya.
Baca juga: Tanpa Hukuman, Ini Cara Sukses BPK Penabur Latih Kedisiplinan Siswa
Melansir laman Sekolah BPK Penabur, metode time-out dilakukan dengan cara menempatkan anak di sebuah ruangan yang "membosankan" bagi anak, tanpa ada mainan atau tontonan, termasuk tak ada orang yang memperhatikannya.
Di tempat tersebut, anak dibiarkan sediri dalam beberapa waktu, untuk melakukan refleksi.
Namun, perlu dicatat, time-out harus dilakukan dengan benar supaya dapat membawa efek positif dalam mendisiplinkan anak.
Bila tidak, anak bisa merasa bahwa orangtua dan orang sekitarnya mengasingkan dirinya. Ini tentu dapat menyakiti hati anak. Sehingga metode ini menjadi tidak efektif.
Baca juga: Terkenal Disiplin, Begini Cara Orangtua Jepang Mendidik Anak
Orangtua harus memberikan penjelasan secara rinci kepada anak, tindakan seperti apa yang akan diberi time-out.
Misalkan, “Kalau kamu tidak mengerjakan PR, kamu akan diberi time-out,” anak akan lebih mudah mengerti ketimbang, “Kalau kamu tidak mau belajar, kamu akan diberi time-out.”
Orang tua pun harus menerapkan metode ini secara konsisten terhadap tindakan anak yang telah dijelaskan.
Sehingga, metode ini tidak digunakan setiap kali orangtua yang merasa frustasi pada tingkah laku anak. Time-out yang dilakukan secara berlebihan pun tidak akan efektif.
Baca juga: 5 Program Beasiswa S1-S2 Inggris, Beri Biaya Kuliah hingga 100 Persen
Anak-anak cenderung mempunyai ingatan yang pendek. Oleh sebab itulah, orang tua harus melakukan metode time-out hanya saat anak berbuat kesalahan.
Jangan sampai Anda menunggu untuk menyelesaikan satu pekerjaan dan menunda memberi time-out. Karena, anak bisa lupa dengan kesalahan yang dilakukannya dan bingung kenapa dirinya dihukum.
Waktu untuk melakukan time-out bisa memakai aturan satu menit pada setiap usia anak.
Jika anak Anda berumur empat tahun, maka time-out akan dilakukan selama empat menit.