Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Mahasiswa ITB Atasi Kelangkaan Air di Desa Pesisir Saat Kemarau

Kompas.com - 01/09/2022, 16:37 WIB
Angela Siallagan,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

KOMPAS.comMahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) yang sedang melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) membangun menara air yang di desain dari perangkat lunak rekayasa infrastruktur.

Menara air tersebut di bangun di desa Kebonturi, Kecamatan Arjawinangun, Kabupaten Cirebon. Hal ini merupakan salah satu upaya untuk mengatasi krisis air yang cukup serius, yang sering dialami oleh masyarakat setempat.

Sebelumnya, para mahasiswa tersebut menerima informasi bahwa warga di sekitar desa Kebonturi mengalami kesulitan mencari mata air dari tanah yang ideal. Mereka mengalami kelangkaan air karena kondisi geografis daerah Cirebon sebagai kawasan pesisir.

Baca juga: Biaya Kuliah S1-S2 di Kampus Top Dunia: MIT, Stanford, Harvard

Sebagian dari warga menemukan air tanah (air akuifer) dari kedalaman sekitar 49 meter, tetapi airnya terasa asin. Ada juga warga yang menemukan air cukup ideal dari kedalaman yang sama, tetapi jumlahnya hanya sedikit.

Pengadaan air bersih dari permukaan

Dari permasalahan tersebut, mahasiswa ITB yang sedang KKN tersebut berupaya mencari solusi dari permasalahan warga desa Kebonturi, yakni pengadaan air bersih yang didapat dari air permukaan.

Sejauh yang mereka ketahui bahwa air permukaan merupakan sumber air yang didapatkan pada kedalaman kurang dari 20 meter. Mereka melakukan proses pencarian air dimulai dari pemetaan lokasi pengeboran di daerah sawah desa. Setelah itu, dilakukan pendeteksian sumber air dengan metode geolistrik.

Baca juga: Sosok William, Lulusan Terbaik, Termuda, Tercepat ITB dengan IPK 4,00

Metode tersebut terbukti mampu memetakan kondisi bawah tanah yang dideteksi berdasarkan tingkat kekerasan zat yang dilewati lintasan elektroda yang ditancap. Kemudian, mereka melakukan metode listrik dengan membuat empat lintasan, masing-masingnya sepanjang 288 meter panjang kabel. Dari situ, ditemukan delapan variasi data kondisi tanah untuk memutuskan titik mana akan dibor.

Proses pencarian air dari permukaan Proses pencarian air dari permukaan

Pengeboran pertama sedalam 38 meter, air terasa asin

Mereka melakukan pengeboran pertama sedalam 38 meter. Pengeboran selama tiga hari ini dilakukan untuk memastikan air akuifer dapat dikonsumsi atau tidak.

Hasilnya, mereka menemukan bahwa air tersebut terasa agak asin dengan kualitas air sekitar 4000 ppm menggunakan alat TDS Electrolyzer Tester. Air kelihatan tidak berwarna dan berbau, tetapi sesuai hasil pengujian alat dipastikan bahwa air pengeboran pertama ini tidak layak pakai. Air yang layak digunakan oleh warga harus berada di bawah 500 ppm.

“Dari pembuktian kebenaran tersebut bahwa air akuifer di desa ini tidak layak pakai, maka kami memutuskan untuk memanfaatkan sumber air lain dari air permukaan (kedalaman 12 meter) sebanyak dua sumur sebagai alternatif,” ungkap Fahryan Arditama (SI’20) selaku ketua kelompok tema sanitasi dan air bersih, dilansir dari laman ITB, pada Selasa (23/8/2022).

Baca juga: Biaya Kuliah S1-S2 di Kampus Top Dunia: MIT, Stanford, Harvard

Selanjutnya dilakukan pengeboran kedua dan ketiga dengan melihat di titik lain yang lebih berpotensi. Belajar dari pengeboran pertama, maka mereka lebih fokus pada air di permukaan saja.

Hasilnya, dari pengeboran kedua mereka mendapatkan sumber air yang layak dengan kualitas 300 ppm. Pengeboran ketiga, air yang didapatkan layak pakai dengan kualitas 400 ppm.

Setelah mendapatkan dua sumur bor yang layak pakai tersebut, mahasiswa melanjutkan misinya untuk membangun menara penampungan air. Hal ini dimaksudkan agar masyarakat memiliki cadangan air.

Menara air tersebut dibangun dengan menggunakan perangkat lunak rekayasa infrastruktur yang kekuatannya sudah dianalisis, kemudian direalisasikan bersama vendor bangunan setempat.

Agar lebih mudah diakses oleh warga setempat, mereka menginstalasi perpipaan dan perpompaan yang dibutuhkan. Juga mendesain aliran perpipaan sederhana, memilih pompa sesuai spesifikasi, dan menginstalasi sumber listrik dari PLN.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com