Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah K'tut Tantri Wanita Bule yang Bergerilya bersama Bung Tomo, Info bagi Siswa

Kompas.com - 21/08/2022, 13:25 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Bagi sebagian orang, nama ini tentu masih asing. Padahal, dia adalah wanita bule yang berjuang bersama Bung Tomo dan para pejuang serta menyaksikan dari dekat Pertempuran Surabaya 10 November 1945.

Ia adalah Muriel Stuart Walker atau K'tut Tantri. Apakah siswa yang masih sekolah sudah paham? Jika tertarik dengan sejarah, maka berikut ini kisah dari K'tut Tantri.

Melansir laman Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbud Ristek, Muriel Stuart Walker lahir di Glasgow, Skotlandia pada 19 Februari 1898.

Baca juga: Sejarah Masuknya Belanda ke Indonesia dan Tujuan Dibentuknya VOC

Setelah Perang Dunia I, bersama ibunya ia kemudian pindah ke California, Amerika Serikat. Namun pada 1932, ia memutuskan menetap di Bali, Indonesia karena terinspirasi film berjudul “Bali: The Last Paradise”. Karena itulah, ia lancar berbahasa Bali dan Indonesia.

Hal itu ia ungkapkan secara gamblang dalam bukunya, “Revolt in Paradise” yang terbit pada 1960.

Meski demikian, Pada masa kekuasaan Jepang, ia diperlakukan dengan buruk dan berkali-kali ia disiksa. Ia bahkan nyaris dieksekusi karena keterlibatannya dengan para aktivis anti-Jepang.

Karena kesehatannya yang anjlok ke titik ternadir, ia pun dikirim ke rumah sakit. Di sanalah ia mendengar kabar diproklamasikannya kemerdekaan Indonesia.

Ikut bergerilya bersama Bung Tomo 1945

Aktivitas bawah tanah dan keteguhan sikap untuk konsisten melawan Jepang membuat tentara Indonesia di bawah pimpinan Bung Tomo membebaskannya.

Ia diberi pilihan untuk kembali ke negerinya dengan jaminan pengamanan penuh atau bergabung dengan pejuang Indonesia. Akan tetapi ia memilih yang kedua.

Sehingga selama perang kemerdekaan 1945-1949, Muriel turut bergerilya bersama Bung Tomo dan para pejuang serta menyaksikan dari dekat Pertempuran Surabaya 10 November 1945.

Baca juga: Siswa, Ini Sejarah Perkembangan Sosiologi

Muriel membuat beberapa siaran dalam bahasa Inggris dengan target pendengar orang-orang Eropa, dengan namanya yang baru yaitu K'tut Tantri dan dijuluki “Soerabaja Sue”.

Punya peranan penting mengirim pesan ke seluruh dunia

Pada masa tersebut, radio memegang peranan penting untuk mengirim pesan-pesan ke seluruh dunia, agar bangsa-bangsa lain mengetahui tentang kemerdekaan Indonesia.

Ia paling dikenal karena menjadi penyiar radio Voice of Free Indonesia (divisi otonom di bawah Radio Republik Indonesia, saat ini menjadi Voice of Indonesia) dan menulis buku “Revolusi di Nusa Damai”.

Tantri turut pula menembus blokade laut Belanda dan berhasil lolos ke Singapura dan Australia untuk melakukan kampanye penggalangan dana, solidaritas internasional untuk Indonesia dan melakukan propaganda agar (rakyat) Australia memboikot Belanda.

Sedangkan pada tanggal 10 November 1998, pemerintah Indonesia mengganjarnya dengan Bintang Mahaputra Nararya atas jasanya sebagai wartawan sekaligus pegawai di Kementerian Penerangan pada 1950.

Ia kemudian menuliskan kisahnya selama di Indonesia dalam autobiografinya yang berjudul “Revolt in Paradise”. Tantri wafat di Sydney, Australia pada 27 Juli 1997.

Perempuan yang disebut sebagai salah satu perintis hubungan persahabatan Indonesia – Australia itu memang tak pernah mengangkat senjata atau tutup usia sebagai warga negara Indonesia.

Baca juga: Manfaat Jamu Beras Kencur, Ini Cara Membuatnya bagi Siswa

Tetapi, K'tut Tantri justru memanfaatkan identitasnya sebagai orang asing berbahasa Inggris untuk mengambil peran dalam ranah diplomasi yang mengedepankan komunikasi dan jelas apa yang dilakukannya itu penuh risiko.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com