Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tambah 2, Kini Unhas Punya 451 Guru Besar

Kompas.com - 18/08/2022, 18:59 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Universitas Hasanuddin (Unhas) kembali mengukuhkan 2 guru besar baru. Dengan begitu, makin banyak jumlah guru besar yang dimiliki Unhas.

Pengukuhan 2 guru besar itu dilaksanakan di Ruang Senat Akademik Unhas, Lantai 2 Gedung Rektorat, Kampus Tamalanrea, Makassar, Kamis (18/8/2022).

Baca juga: Mahasiswa Lakukan Perpeloncoan, Rektor Undip: Saya Langsung Drop Out

Guru besar baru yang dikukuhkan adalah Marthen Napang dan Nurjanna Nurdin.

Prof. Marthen Napang menjadi guru guru besar ke-450 pada bidang Ilmu Hukum Internasional, Fakultas Hukum.

Sedangkan Prof. Nurjanna Nurdin dikukuhkan sebagai guru besar ke-451 pada bidang Ilmu Penginderaan Jauh, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan.

Rektor Unhas, Prof. Jamaluddin Jompa mengucapkan selamat kepada kedua profesor yang baru.

Penambahan guru besar merupakan kebanggaan, karena menunjukkan peningkatan kapasitas pengajar yang semakin terlihat dan kuat guna menjamin kualitas pembelajaran.

"Guru besar Unhas yang terbanyak di Indonesia harus bisa diimbangi dengan karya luar biasa. Ini tentu harus disesuaikan dengan kontribusi dan keterlibatannya dalam memberikan solusi kepada pemerintah," ucap dia melansir laman Unhas, Kamis (18/8/2022).

Pada hari-hari mendatang, kata dia, Unhas akan terus berbenah diri dan diharapkan dengan sumber daya yang dimiliki bisa berperan bersar untuk kemajuan Indonesia.

Baca juga: UIN Jakarta Tambah 1 Guru Besar Baru

Saat pengukuhan, Prof. Marthen Napang memaparkan orasi ilmiah yang berjudul "Penegakan Hukum Terhadap Kejahatan Agresi".

Dia menyampaikan kejahatan agresi merupakan tindakan penyerangan yang dilakukan oleh suatu pasukan atau kelompok bersenjata atas kemauan sendiri atau perintah suatu negara terhadap pasukan kelompok bersenjata lainnya.

Prof. Nurjanna Nurdin saat pengukuhan menyampaikan orasi ilmiah berjudul "Spectral Signature dalam Teknologi Penginderaan Jauh untuk Pemetaan yang Akurat dan Presisi pada Ekosistem Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil".

Secara umum, Prof. Nurjanna mengatakan, Indonesia membutuhkan riset dan hilirisasi pada ekosistem perairan pesisir dan laut berkisar 70 persen dari luas keseluruhan.

Pembangunan Indonesia untuk kesejahteraan masyarakat membutuhkan dana kelautan yang akurat dan presisi. Peta sumber daya pesisir yang beresolusi tinggi diperlukan sebagai dasar untuk memantau status dan sebaran spasial sumber daya pesisir.

Kumpulan spectral signature yang menjadi spectral library dapat menjadi petunjuk identifikasi objek pada pengolahan citra satelit guna menghasilkan peta akurat dan presisi.

Baca juga: 20 Perguruan Tinggi Terbaik Indonesia Versi UniRank 2022

"Unhas menjadi pusat data dan penyebaran data ekosistem pesisir dan PPK melalui kemajuan teknologi penginderaan jauh. Realisasinya melalui perpaduan antara peneliti yang berdedikasi dan berintegrasi dengan atmosfer riset yang sehat melalui dukungan fasilitas instrumen dasar yang memadai dan mengikuti trend perkembangan teknologi spasial," tukas Prof. Nurjanna.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com