Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tips Kelola Pengeluaran bagi Mahasiswa ala Dosen Unair

Kompas.com - 15/08/2022, 19:44 WIB
Mahar Prastiwi

Penulis

KOMPAS.com - Dosen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga (FEB Unair), Martha Ranggi Primanthi membagikan tips bagi mahasiswa bagaimana mengelola pengeluaran mereka.

Tips kelola pengeluaran bagi mahasiswa yang pertama adalah mereka perlu membedakan antara kebutuhan dan keinginan.

Menurutnya, hal tersebut sangat mudah dilakukan. Apabila mahasiswa tidak membeli sesuatu, tapi kehidupan masih berjalan lancar dan aman tanpa hambatan, maka itu berarti keinginan, bukan kebutuhan.

"Karena kalau kebutuhan tidak dipenuhi, kehidupan kita jadi jadi buruk atau worst off. Cara membedakannya as simple as that," terang Martha seperti dikutip dari laman Unair, Senin (15/8/2022).

Baca juga: Sejarah Bendera Pusaka Merah Putih, Sempat Dirobek Jadi Dua Bagian

Mahasiswa perlu mengurangi social cost

Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unair itu memiliki pengalaman menjalani kuliah S1 3,5 tahun di Unair. Kemudian melanjutkan studi S2 dan S3 di luar negeri.

"Saya melihat sebetulnya di Indonesia ketika saya sebagai mahasiswa, biaya yang cukup besar mempengaruhi biaya hidup adalah social cost," beber Martha.

Martha mengungkapkan, social cost di Indonesia tergolong sangat tinggi. Hal ini sebabkan karena budaya yang terbentuk di lingkungan sekitar.

Social cost adalah biaya yang dikeluarkan untuk memenuhi gengsi atau gaya hidup yang terjadi di lingkungan sosial.

"Mahasiswa merupakan anak muda yang gairahnya masih tinggi sehingga memiliki gengsi yang tinggi pula. Kalau tidak memiliki produk terkini, khawatir tidak punya teman dan takut tidak diakui oleh lingkungan," beber Martha.

Baca juga: Kao Indonesia Buka Lowongan Kerja S1, Terbuka bagi Fresh Graduate

Mahasiswa jangan terlalu peduli persepsi orang

Martha menjelaskan, saat dia kuliah di Australia lingkungan sekitar tidak mempedulikan apa yang dipakainya.

Mereka tidak pernah menilai orang dari casing-nya. Hal ini sebenarnya masih ada pro-kontra di masyarakat.

"Orang bule kan terkenalnya sangat cuek, pro-nya di situ sih kita gak peduli orang punya tas ini tas itu, ya don’t really care," tutur alumnus Australian National University ini.

Dia menambahkan, banyak profesor di kampusnya yang hanya memakai sepeda ontel yang tidak mahal ke kampus. Padahal mereka sebenarnya mempunyai mobil mewah di rumahnya.

"Karena ya, budaya sana tidak memperhatikan other people’s perception," ungkapnya.

Baca juga: 10 Universitas Muhammadiyah Terbaik di Indonesia Versi Webometrics 2022

Sedangkan di Indonesia, persepsi orang masih menjadi determinan untuk menjalani hidup. Jadi, sebenarnya yang membuat biaya anak muda dan mahasiswa tidak terkontrol adalah biaya sosial.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com