Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/08/2022, 16:40 WIB
Mahar Prastiwi

Penulis

KOMPAS.com - Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) berhasil meraih kesempatan kuliah di Jerman.

Prestasi ini diraih Tiara Putri yang berhasil lolos beasiswa Bayer Foundation. Tiara berhasil lolos beasiswa Bayer Foundation bersama puluhan peneliti muda lainnya yang mendapatkan beasiswa di bidang medical sciences, agricultural science, dan drug discovery.

Bayer Foundation merupakan organisasi asal Jerman yang memberikan beasiswa bagi peneliti-peneliti muda di bidang sains untuk melakukan kolaborasi riset di negara lain selama masa studi.

Tahun 2022 ada sebanyak 41 peneliti muda yang mendapatkan beasiswa Bayer Foundation termasuk Tiara.

Baca juga: 25 Universitas Terbaik di Jepang, Nomor 10 Kampusnya Jerome Polin

Tak menyangka raih beasiswa Bayer Foundation

Tiara Putri merupakan mahasiswa doktor Fakultas Biologi, Universitas Gadjah Mada (UGM). Tiara terpilih untuk menjalankan program double degree di Department of Molecular Genetics and Infection Biology, Universitat Greifswald, Jerman.

Penelitian yang akan dilakukan berjudul "Insights Into the Co-infection of Streptococcus pneumoniae in the Upper Respiratory Tract of COVID-19 Virus Infected Children".

Ia mengaku, tidak pernah membayangkan bisa mencapai titik ini. Saat ini dia membesarkan dua anak sekaligus menjalani long distance relationship (LDR) dengan suaminya. Tak hanya menjadi mahasiswa S3, Tiara juga profesi lain sebagai instruktur zumba.

"Sungguh sangat menyita waktu dan tenaga. Namun prinsip saya, just do it! berusaha, bekerja dan berdoa. Ketiganya saya anggap ibadah sehingga akhirnya saya diberi rejeki tidak terduga berupa beasiswa Bayer Foundation di tahun 2022 ini," ungkap Tiara seperti dikutip dari laman UGM, Jumat (12/8/2022).

Baca juga: Lulus dari University of Washington IPK 3,92, Chatarina Jadi Doktor Baru UAJY

Penelitian yang dipromotori oleh Prof. Dr. Budi Setiadi Daryono (Dekan Fakultas Biologi UGM) dan Prof. Sven Hammerschmidt (Faculty of Mathematics and Natural Science, Universitat Greifswald) ini dilatarbelakangi adanya pandemi Covid-19 yang telah menyebar dengan cepat ke seluruh dunia dan menjadi pandemi pertama di abad ke-21.

Tiara mengungkapkan, sebagai seorang ibu dari dua anak, fokus utamanya adalah kesehatan keluarga saya terutama anak-anak.

"Pengaruh lockdown ini jelas memberikan dampak negatif bagi kesehatan fisik dan mental anak-anak," ujar Tiara .

Baca juga: Intip Prospek Kerja dan Gaji Lulusan Jurusan Rekayasa Perangkat Lunak

Kolaborasi Pusat Riset Biologi Molekular Eijkman-BRIN

Tiara menerangkan, ketika studi awal anak-anak tidak banyak berkontribusi terhadap penyebaran virus ini. Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa anak-anak mampu menyebarkan infeksi.

Selain itu, juga diketahui bahwa beberapa bakteri oportunistik di saluran pernapasan bagian atas berperan penting dalam tingkat morbiditas pasien, salah satunya S. pneumoniae.

"Sebagai peneliti, kita perlu mengembangkan pengetahuan melalui riset yang tepat sasaran untuk masa depan anak-anak kita. Karena merekalah yang nantinya akan meneruskan estafet kepemimpinan bangsa," ungkap Tiara.

Dalam pandemi influenza sebelumnya, S. pneumoniae adalah bakteri yang paling banyak ditemukan pada pasien yang meninggal akibat pneumonia.

Baca juga: DPPKA Unair Ungkap 3 Hal yang Wajib Diketahui Fresh Graduate

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com