Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wirausaha Mahasiswa ITS Raih Pendanaan Terbanyak dari Kemendibudristek

Kompas.com - 05/08/2022, 14:08 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

KOMPAS.com - Sebanyak 10 proposal usaha garapan mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) raih pendanaan Program Pembinaan Mahasiswa Wirausaha (P2MW) dan program Inovasi Wirausaha Digital Mahasiswa (IWDM) 2022.

ITS berhasil meraih pendanaan terbanyak dalam program yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI tersebut.

Besaran bantuan yang disetujui oleh Kemendikbudristek untuk P2MW bermacam-macam, mulai dari Rp 10 juta hingga Rp 16 juta.

Dana tersebut akan dialokasikan 80 persen untuk pengembangan usaha mahasiswa dan 20 persen untuk manajemen pengelolaan bantuan.

Baca juga: Mahasiswa Butuh Modal Usaha? Ini Syarat Dapat Dana hingga Rp 20 Juta

Kepala Seksi Kewirausahaan dan Bimbingan Konseling Direktorat Kemahasiswaan (Ditmawa) ITS, Muchammad Nurif mengungkapkan, P2MW merupakan program pengembangan usaha melalui bantuan dana dan pembinaan yang digaungkan kepada seluruh mahasiswa yang telah memiliki usaha.

“Tak jauh berbeda, IWDM juga merupakan program pengembangan usaha namun bergerak di bidang digital,” ungkap dosen yang akrab disapa Nurif, dilansir dari laman ITS.

Ia menambahkan bahwa enam proposal yang diajukan untuk lima kategori usaha di P2MW berhasil lolos seluruhnya. Kategori usaha yang dimaksud di antaranya adalah Makanan dan Minuman, Produksi atau Budidaya, Industri Kreatif Seni Budaya dan Pariwisata, Jasa dan Perdagangan, serta Teknologi Terapan.

“Sedangkan untuk program IWDM, terdapat empat dari lima proposal mahasiswa ITS yang berhasil lolos seleksi pendanaan,” terangnya.

Nurif menyampaikan bahwa dana bantuan tersebut hanya boleh digunakan untuk keperluan usaha, seperti proses produksi dan pengembangan produk, legalitas, perizinan, sertifikasi, dan standarisasi.

Baca juga: Hanya 20 dari 4.500 Kampus Indonesia Masuk Ranking Dunia, Ini Kata Kemendikbud

“Selain itu, dana juga dialokasikan untuk honor pendamping dan pembimbing, honor narasumber, serta biaya manajemen yang relevan,” bebernya.

Sedangkan penggunaan dana yang tidak diperbolehkan di antaranya adalah honor dan konsumsi anggota tim, biaya paket internet, biaya transportasi, dan beberapa hal lainnya yang tidak relevan dengan pengembangan usaha.

“Semua persyaratan terkait dana bantuan masing-masing program sudah disampaikan secara lengkap lewat sosialisasi maupun dokumen yang diberikan kepada kami,” paparnya.

Nurif berujar bahwa prestasi yang diraih mahasiswa ITS ini telah melewati rangkaian proses panjang, mulai dari seleksi administrasi, presentasi, hingga tahap interview.

Berbeda dengan tahun sebelumnya, kali ini penyeleksian proposal dilakukan dengan sistem internal.

“Artinya, pihak kampus memiliki kuasa penuh untuk memutuskan proposal mana yang akan diajukan untuk program ini,” paparnya.

Baca juga: Tanoto Foundation Buka Beasiswa S1, Beri Biaya Kuliah hingga Uang Saku

Dosen Departemen Studi Pembangunan ini kembali mengatakan bahwa penentuan proposal tersebut dilakukan bersama para praktisi dengan melihat bisnis masing-masing tim.

“Kami menitikberatkan kepada tim yang usahanya sudah berjalan dan memiliki customer, jadi tidak hanya sekadar ide,” tegas dosen kelahiran 14 Juni 1969 tersebut.

Sebagai informasi tambahan, Nurif mengatakan bahwa P2MW dan program IWDM ini nantinya akan ditutup dan dikemas dalam balutan Kewirausahaan Mahasiswa Indonesia (KMI) Awards.
“Untuk itu, kami berharap dapat mendominasi juara di tahun ini, sehingga bisa meraih gelar juara umum,” tandasnya optimis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com