Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/08/2022, 17:07 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Broadcast parasetamol P-500 mengandung virus berbahaya, yakni Machupo sempat ramai diperbincangkan publik belum lama ini.

Isu virus Machupo dalam parasetamol ini selalu muncul dari tahun ke tahun.

Baca juga: Kisah Haru Ibu Wakili Wisuda S1 di Unesa karena Anaknya Telah Tiada

Virus Machupo ini diketahui dapat menyebabkan demam hemoragik yang dapat mengakibatkan kematian. Lantas benarkan hal tersebut?

Ahli Farmasi UGM, Prof. Endang Lukitaningsih mengatakan, dalam produk obat parasetamol 500 miligram terdapat virus Machupo itu tidak benar.

"Klaim soal parasetamol mengandung virus Machupo itu salah, tidak bisa diperlengkapi," kata dia melansir laman UGM, Selasa (2/8/2022).

Sebab, ada aturan ketat yang harus dipatuhi perusahaan farmasi terkait cara produksi obat, termasuk parasetamol.

Parasetamol diproduksi dengan standar keamanan dan kebersihan yang cukup ketat.

Produsen farmasi harus melakukan pengecekan kualitas terhadap obat yang diproduksinya.

Kualitas kontrol sudah dimulai sejak bahan datang, baik secara kimiawi maupun cemaran biologis hingga pasca produksi.

Baca juga: Sosok Michael Agung, Lulus Kuliah dari ITB dengan Nilai IPK 3,99

Produk parasetamol telah diperiksa uji keamanan dan mutu sebelum mati di pasar.

"Sangat tidak mungkin selama proses produksi masih ada virusnya karena kondisi tablet juga harus betul-betul kering. Sementara virus memerlukan lingkungan lembab dan suhu rendah untuk bertahan hidup," ucap Dosen Fakultas Farmasi UGM ini.

Jika ada virus yang bertahan dalam hidup, dikatakan Endang, hal tersebut dapat dipastikan karena adanya kontaminasi baik manusia maupun hewan yang terinfeksi virus Machupo.

Namun begitu, peluang kontaminasi virus dalam proses produksi obat sangat kecil, karena melalui proses kontrol kualitas yang berlapis oleh perusahaan farmasi.

"Selama proses produksi ada sampling untuk menjaga produk baik saat pencampuran, membentuk tablet hingga setelah menjadi tablet," jelas dia.

Oleh sebab itu, Endang mengimbau masyarakat untum tidak mengkhawatirkan atau berlebihan mengonsumsi obat penurun panas ini.

Baca juga: Ini Sosok Raja, Mahasiswa Termuda UGM Bisa Kuliah pada Usia 15 Tahun

Pasalnya, pesan berantai virus Machupo di parasetamol hanyalah tipuan dan belum ada kajian ilmiah yang membuktikan keberadaan virus Machupo dalam parasetamol.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com