Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa yang Terjadi Jika Sering Tidur Dekat HP? Ini Penjelasan Pakar

Kompas.com - 01/08/2022, 20:15 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

KOMPAS.com - Beberapa aktivitas menggunakan ponsel atau HP kerap dilakukan hingga menjelang waktu tidur, mulai dari berkirim pesan, berselancar di internet, mengakses media sosial, merespons email, hingga menonton serial favorit melalui aplikasi.

Tanpa sadar, kita sering tertidur berdampingan dengan HP dalam kondisi aktif. Bahkan, ada yang meletakkannya di bawah bantal sepanjang malam hingga pagi.

Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya, Fahmi Mumtaz mengatakan kebiasaan tidur dengan HP di sebelah kita ternyata memiliki dampak bagi kesehatan.

Baca juga: Apakah Minum Suplemen Dapat Merusak Ginjal? Ini Penjelasan Dokter UGM

Efeknya mungkin tidak langsung dirasakan, namun jika kebiasaan ini dilakukan secara konsisten selama bertahun-tahun kita mungkin akan mulai merasakan dampak buruknya.

Ia menyatakan bahwa paparan radiasi dari HP dapat menyebabkan tumor otak. Hal ini berdasar pada Michael Greger (2020) yang dikutip di NutritionFacts bahwa otak manusia memiliki kepekaan terhadap efek radiasi HP.

Terlebih, jelas Fahmi, selama pandemi Covid-19 menerpa Indonesia, maka seluruh pelajar di tanah air dikenalkan dengan sistem pembelajaran online atau dikenal dengan istilah “daring” (dalam jaringan) sehingga mulai dari anak sekolah dasar pasti sudah mengenal HP dan mahir menggunakannya.

“Hal ini membuat angka paparan HP pada masyarakat semakin tinggi,” jelas Fahmi Rabu (27/7/22), dilansir dari laman UM Surabaya.

Selain memicu tumor otak, Fami mengatakan pengguna mengenal fitur teleconference, selain itu juga aplikasi hiburan (seperti game, music digital dan media sosial) yang membuat pengguna berkurang aktivitas fisiknya terutama di lingkungan outdoor, sehingga dapat meningkatkan angka kejadian obesitas di masyarakat.

Baca juga: Hanya 20 dari 4.500 Kampus Indonesia Masuk Ranking Dunia, Ini Kata Kemendikbud

“Menurut penelitian Zhicong Ma et al (2021) pada siswa sekolah menyatakan bahwa prevalensi obesitas lebih tinggi pada siswa laki-laki dibanding perempuan,” imbuhnya lagi.

Ia menjelaskan upaya yang dapat dilakukan sebagai pencegahan pertama adalah pemberlakuan penggunaan gawai terutama bagi siswa sekolah.

Menurutnya, sistem pendidikan sudah mengenalkan pembelajaran blended learning di mana pembelajaran sudah mulai dilakukan tatap muka sebagian bahkan ada yang 100 persen tatap muka dengan frekuensi pembelajaran tatap muka yang dikurangi.

Sehingga, kata dia, penggunaan gawai di area pendidikan dapat berkurang.

Upaya pencegahan kedua adalah adanya kesadaran dari masing-masing pengguna terkait bahaya penggunaan HP terlalu lama, sehingga jika semua elemen masyarakat paham akan bahayanya, maka minimal mereka dapat melindungi orang-orang yang disayang untuk bijak menggunakan HP tersebut.

Baca juga: Lulusan S1 Mau Jadi Guru? Kemendikbud Buka 40.000 Kuota Calon Guru di PPG

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com