Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Disdik Bulungan Berhasil Atasi Learning Loss, Ini Strateginya

Kompas.com - 25/07/2022, 11:16 WIB
Mahar Prastiwi

Penulis

KOMPAS.com - Pembelajaran online selama pandemi Covid-19 beberapa waktu lalu telah menyebabkan hilangnya kemampuan belajar siswa (learning loss).

Dari studi Bank Dunia tahun 2020 menunjukkan bahwa learning loss membuat siswa Indonesia kehilangan 9 bulan masa pembelajaran.

Sementara hasil studi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbud Ristek) tahun 2021, menemukan siswa SD di Indonesia mengalami kemunduran kemampuan membaca sebesar 6 bulan pembelajaran.

Pemerintah pusat dan daerah telah dituntut untuk segera bertindak agar angka learning loss ini tidak semakin membesar.

Baca juga: Ajinomoto Buka Lowongan Kerja bagi Fresh Graduate, Ayo Daftar

Tahan laju learning loss di Bulungan, Kalimantan Utara

Tanpa intervensi yang serius dan sistemik, learning loss akan membawa dampak ekonomi dan sosial di masa depan.

Siswa yang mengalami learning loss berpotensi gagal mendapatkan pekerjaan dengan upah layak karena tidak memiliki kompetensi dasar yang cukup saat mereka dewasa.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadisdikbud) Bulungan, Kalimantan Utara, Suparmin Setto mengatakan, pihaknya telah berhasil menahan laju learning loss di Bulungan.

"Hasil pengukuran kemampuan membaca yang dilakukan kepada 16.757 siswa SD di Bulungan, menunjukkan angka learning loss tahun 2022 tidak lebih buruk dari hasil pengukuran tahun 2017," terang Suparmin dalam keterangan tertulisnya, Senin (25/7/2022).

Suparmin mengungkapkan, rendahnya kemampuan membaca menjadi tantangan pendidikan di Indonesia selama beberapa dekade terakhir.

Baca juga: 5 Hal yang Bisa Dilakukan Siswa Gap Year Sebelum Kuliah

Ciptakan program rintisan literasi kelas awal

Hasil Assesmen Kompetensi Siswa Indonesia (AKSI) Kemendikbud tahun 2016, menemukan 46.83 persen siswa kelas IV SD tidak terampil membaca. Kondisi lebih buruk terjadi di Kalimantan Utara dimana 60.67 persen siswa kelas IV SD yang tidak terampil membaca.

"Padahal siswa-siswa ini harus sudah terampil membaca saat mereka berada di kelas 3 SD," imbuhnya.

Berangkat dari hasil AKSI 2016 tersebut, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Bulungan bersama Program Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia (INOVASI) dan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Provinsi Kalimantan Utara meluncurkan program rintisan literasi kelas awal.

Program ini didesain untuk meningkatkan kemampuan membaca siswa SD. Ada tiga strategi yang digunakan Bulungan untuk mendongkrak angka literasi dasar.

"Strategi itu meliputi peningkatan kapasitas guru untuk mengajarkan literasi melalui pelatihan dan pendampingan berbasis kelompok kerja guru (KKG), memperbanyak pasokan buku cerita anak, dan memberikan bantuan khusus kepada siswa yang teridentifikasi lamban membaca," beber Suparmin.

Baca juga: Astra Internasional Buka Lowongan Kerja bagi Lulusan S1, Buruan Daftar

Setelah diimplementasikan selama dua tahun, program rintisan kelas awal membawa hasil positif. Hasil perbandingan pengukuran kemampuan membaca tahun 2017 dan 2019, menunjukkan Bulungan mampu memangkas waktu penuntasan hasil literasi dasar dari 3 tahun menjadi 2 tahun.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com