Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Webinar ITS: Ini 3 Tantangan Kerja di Pertambangan

Kompas.com - 19/07/2022, 18:37 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Meski penuh tantangan dan risiko, tetapi pekerjaan ini cukup menjanjikan di masa depan. Yakni karir di bidang pertambangan.

Namun, perusahaan pertambangan pasti membutuhkan tenaga kerja yang andal atau berkompeten di bidangnya. Seperti lulusan teknik yang berkualitas.

Guna menyiapkan mahasiswa yang siap berkarir di pertambangan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menggelar Career Talk secara daring.

Baca juga: Tim KKN ITS Bantu Peternak Buat Pakan Konsentrat

Adapun narasumbernya Kepala teknisi PT Freeport Indonesia (PTFI), Welly Sugiarto Raharjo, MM., IPM.

Menurut Welly, penambangan bawah tanah cukup jarang di Indonesia sehingga memiliki tantangan tersendiri.

Tiga tantangan kerja di tambang

Dari karakteristik ranah kerja pertambangan bawah tanah tersebut, Welly menyampaikan bahwa setidaknya terdapat tiga tantangan dalam berkarir di bidang pertambangan, yakni:

1. Tantangan pertama berkaitan dengan potensi runtuhnya bebatuan yang menjadi tantangan utama ketika bekerja di pertambangan bawah tanah.

Oleh karena itu diperlukan penciptaan sistem penyanggaan yang kuat pada akses terowongan pertambangan untuk meminimalkan risiko tersebut.

Selain itu, sistem monitoring yang baik juga harus dikembangkan guna menjaga keselamatan para pekerja.

Baca juga: Mahasiswa ITS Inovasi Trem Tanpa Pengemudi, Kurangi Emisi Karbon di Surabaya

"Karena itu dibutuhkan tim geoteknik yang solid untuk menangani tantangan ini," ujarnya dikutip dari laman ITS, Selasa (19/7/2022).

2. Tantangan kedua terdapat dalam proses eksplorasi dan eksploitasi bawah tanah juga memungkinkan adanya risiko infeksi gas beracun.

Welly menjelaskan bahwa semakin dalam tanah yang digali semakin banyak pula kantong gas beracun ditemukan.

Kantong gas beracun ini dapat berakibat fatal bagi para pekerja sehingga setiap penambangan harus dilengkapi dengan sistem regulasi yang baik dan harus memiliki alat pendeteksi gas.

3. Selain itu, para pekerja di penambangan bawah tanah juga perlu diberi pelatihan cara menghadapi situasi mendesak ketika bekerja di terowongan pertambangan.

Mereka akan dilengkapi alat pelindung diri, seperti masker dan tabung oksigen mini yang bisa dibawa bepergian untuk membantu pengendalian risiko keselamatan kerja dalam pertambangan.

Baca juga: Akademisi UGM Beberkan Apa Itu Baby Blues Syndrome

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com