Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemendikbud Ristek Imbau Guru Terapkan Asesmen Diagnostik

Kompas.com - 16/07/2022, 14:43 WIB
Mahar Prastiwi,
Albertus Adit

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sekolah didorong untuk melakukan pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen di tahun ajaran baru.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) percaya dengan melaksanakan PTM 100 persen bisa mengejar ketertinggalan siswa selama masa pandemi Covid-19.

Direktur Sekolah Dasar, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah, Muhammad Hasbi, mengimbau para guru untuk mengenali kemampuan setiap siswa melalui asesmen diagnostik.

Baca juga: Cara Mengatasi Radang Amandel dari Dosen UGM

Guru perlu lakukan asesmen diagnostik 

Menurutnya, karena selama masa pandemi Covid-19, peserta didik belajar berbeda-beda sehingga level kemampuannya pun beragam.

"Guru perlu melakukan asesmen diagnostik kepada semua peserta didik. Jadi, saat PTM, guru bisa menerapkan pembelajaran berbasis kemampuan murid," kata Hasbi dalam keterangannya, Sabtu (16/7/2022).

Asesmen diagnostik merupakan sebuah asesmen yang dilakukan secara spesifik untuk mengidentifikasi kompetensi, kekuatan, kelemahan siswa.

Sehingga pembelajaran dapat dirancang sesuai dengan kompetensi dan kondisi siswa.

Baca juga: Beasiswa Kuliah Universitas Al Azhar Mesir, Cek Syaratnya

Hasbi mengungkapkan, penerapan asesmen diagnostik ini, telah sejalan dengan upaya Kemendikbud Ristek dengan memperkenalkan sebuah kurikulum yang disebut Kurikulum Merdeka.

"Kurikulum Merdeka ini memiliki sejarah yang panjang di mana pada awal pandemi, Kemendikbud Ristek melakukan penyesuaian terhadap Kurikulum 2013 yang kemudian melahirkan Kurikulum Darurat," urainya.

Ia menyampaikan, pandemi Covid-19 membatasi aktivitas manusia sehingga berdampak terhadap banyak bidang, termasuk pendidikan.

Baca juga: Mengenal Jurusan Teknologi Pangan, Prospek Kerja dan Kampus Pilihannya

Kondisi ini menyebabkan learning loss atau kehilangan pembelajaran sehingga memicu menurunnya capaian belajar.

Kurikulum Merdeka pulihkan pembelajaran 

Dari hasil penelitian yang dilakukan Kemendikbud Ristek, Kurikulum Darurat ini mampu mengatasi kehilangan pembelajaran yang terjadi di satuan pendidikan.

"Kurikulum ini kita sempurnakan menjadi Kurikulum Merdeka yang menjadi amunisi bagi pemerintah untuk melakukan pemulihan pembelajaran di masa pandemi Covid-19," papar Hasbi.

Dia menekankan, PTM masih menjadi yang paling efektif dibandingkan dengan sistem lain. Misalnya Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang diterapkan selama pandemi Covid-19 lali.

"Ini adalah strategi utama kami untuk membawa kembali siswa ke sekolah," ucap Hasbi.

Baca juga: Krisis Ekonomi Sri Lanka, Dosen Unair: Banyak Faktor Jadi Penyebab

Penjabat Bupati Kampar, Provinsi Riau, Kamsol mengaku, satuan pendidikan di daerahnya telah menerapkan PTM 100 persen sejak Januari 2022.

"Alhamdulillah, di Kabupaten Kampar untuk jenjang SD dan SMP, telah melaksanakan pembelajaran tatap muka 100 persen sejak Januari 2022," beber dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com