Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Andaru Psikologi Untar
Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara

Kolom bincang masalah mahasiswa bersama Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara.

Andaru memiliki makna yang sarat akan kebahagiaan. Kolom ini mengajak pembaca membahas masalah seputar kehidupan mahasiswa, baik terkait akademik maupun non-akademik.

Bagi pembaca yang ingin berkonsultasi lebih lanjut, silahkan menghubungi Pusat Bimbingan & Konsultasi Psikologi (PBKP) Untar melalui kontak: 081292926276, email layanan: konsul.psikologi@untar.ac.id

Fakultas Psikologi Untar memiliki program sarjana, magister, dan profesi.

Lokasi: Jl. Letjen S. Parman No.1, Jakarta Barat. Website: http://untar.ac.id

Ini Cara Mengatasi Permasalahan pada Remaja

Kompas.com - 30/06/2022, 22:13 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
Editor Dian Ihsan

Oleh: Agnes Carolina Surya (Mahasiswa Prodi Psikologi Jenjang Sarjana Universitas Tarumanagara) | Dr. Raja Oloan Tumanggor, S.Ag (Dosen Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara)

KOMPAS.com - Remaja merupakan masa perkembangan anak-anak menuju dewasa yang menurut WHO berkisar antara 10-19 tahun. Selain perubahan yang berlangsung pada fisik juga berdampak pada mental seorang remaja (Sumara, 2017).

Pada fase ini anak memiliki banyak kebingungan mengenai identitas dirinya, sehingga pada fase ini seorang remaja mencari jati diri yang akhirnya akan timbul masalah satu per satu.

Baca juga: Peneliti UGM: Hentikan Konten Media Sosial yang Berujung Maut

Masalah pada remaja di akibatkan karena dua faktor yaitu faktor internal dan eksternal.

Faktor internal masalah pada remaja yang biasa dijumpai yaitu:

  1. Krisis identitas, dalam bentuk identitas peran dan konsisten.
  2. Kontrol diri yang lemah, mengetahui apa yang dapat diterima di masyarakat dan tetapi tidak dapat melakukan pengembangan terhadap kontrol diri untuk berperilaku dengan pengetahuannya.

Adapun faktor eksternalnya, yaitu:

  1. Kurangnya perhatian dan kasih sayang dari orangtua.
  2. Pemahaman yang kurang mengenai agama atau moral.
  3. Pengaruh dari lingkungan.
  4. Pendidikan.

Dampak kenakalan pada remaja

Ketika kenakalan remaja terjadi, maka akan memiliki dampak kepada banyak hal, yaitu berdampak kepada diri sendiri baik fisik maupun mental yang kurang baik.

Baca juga: Guru Besar UGM Angkat Suara Terkait Ganja untuk Medis

Dampak buruk yang terjadi pada fisik adalah tubuh menjadi rentan terhadap penyakit.

Kemudian untuk dampak buruk bagi mental remaja adalah mental menjadi tidak sehat, dapat berakibat memiliki mental yang lembek, penyimpangan, kepribadian yang tidak stabil, dan banyak hal lainnya.

Dampak buruk juga akan menghantam keluarga, yaitu adanya ketidakharmonisan dalam keluarga. Itu dimulai dari berkurangnya komunikasi yang menyebabkan remaja dapat melampiaskan ke hal yang tidak baik di luar rumah, karena rasa kecewa terhadap keluarganya.

Dampak buruk bagi masyarakat, yaitu ketika remaja berbuat onar, mabuk-mabukan, dan sebagainya yang mengganggu ketenteraman masyarakat.

Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah, yaitu pada awalnya pembina harus mengetahui ciri khas remaja secara umum. Tak lupa, harus mencari tahu kesulitan apa saja yang dapat menimbulkan suatu masalah dalam bentuk pelampiasan bagi remaja.

Baca juga: Calon Doktor Muda UB, Syahputra Lulus dengan IPK 4,00 di Usia 26 Tahun

Kemudian setelah adanya pengetahuan itu, maka remaja dapat dibina dengan cara sebagai berikut:

  • Menguatkan mental remaja agar dapat menyelesaikan masalah.
  • Melakukan pengajaran bukan hanya di pendidikan tetapi juga dalam agama, etiket dan budi pekerti.
  • Memberikan fasilitas dan suasana yang optimal untuk perkembangan kepribadian remaja.
  • Memperkuat movitasi remaja untuk berbuat baik dan memiliki hubungan sosial yang baik.
  • Adanya kelompok diskusi untuk mengemukakan pandangan maupun pendapat dan diberikannya pengarahan positif.
  • Memperbaiki lingkungan sosial untuk dapat menghindari lingkungan dengan banyaknya kenakalan remaja.

Untuk memperbaiki harus mulai dari diri sendiri dan lingkungan pertamanya remaja bertumbuh.

Karena, ketika dalam diri dan keluarga memiliki hubungan yang baik dan dapat mengarahkan remaja kepada hal yang baik, maka remaja akan terbimbing lewat hal yang sederhana.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com