Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/06/2022, 11:00 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

KOMPAS.com -Vaksin Merah Putih Universitas Airlangga (Unair) telah masuk dalam tahap uji klinis fase III.

Agenda Uji Klinis Fase-3 Vaksin Merah Putih termasuk progres program dari pemerintah Indonesia yang melibatkan beberapa institusi.

Hal ini, disampaikan langsung oleh Ketua tim peneliti Vaksin Merah Putih Universitas Airlangga (Unair) Prof Fedik Abdul Rantam. 

Ia mengatakan Unair memiliki tiga varian platform, namun yang diandalkan sebagai vaksin anak bangsa merupakan platform inactivated.

Baca juga: Apakah Minum Suplemen Dapat Merusak Ginjal? Ini Penjelasan Dokter UGM

“Melalui sampel 59, kita dapat mengisolasi virus Covid pada saat itu terdapat 27 isolat, yang kemudian divalidasi menjadi 3 isolat kemungkinan bisa dikembangkan. Dari ketiga isolat, kita lakukan uji berbagai macam, mulai dari stabilitas gen, stabilitas imun genitasnya, dan stabilitas pertumbuhan," jelas Prof Fedik, dilansir dari laman Unair saat hadir di agenda Kick Off Uji Klinis Fase-3 Vaksin Merah Putih Universitas Airlangga digelar secara online dan offline di Aula Fakultas Kedokteran Unair, Senin (27/06/2022).

"Tinggal satu yang kita peroleh dan dapat dikembangkan menjadi vaksin,” tambahnya lagi. 

Ia mengatakan Unair pertama kali mendapatkan isolated virus pada 2020. Dari penemuan itu, penelitian terus berjalan sampai pada uji pre-klinis.

Prof Fedik berterima kasih atas bimbingan dari tim BPOM dalam pembuatan vaksin yang baik dan benar.

“Kami sudah bertekad untuk mengembangkan vaksin dan merealisasikan menjadi satu, dan ini berkat partner lainnya. Konsep dari pengembangan vaksin ini triple helix menjadi pentahelix, karena melibatkan media massa dan sosial,” tuturnya.

Baca juga: Mengapa Film Horor Hantunya Selalu Perempuan?

Vaksin Merah Putih bisa atasi Varian Delta, Omicron, dan Virus baru

Sementara itu, Prof Fedik mengatakan bahwa perkembangan Covid-19 dari varian Delta, Omicron, ataupun varian baru lainnya naik turun sampai sekarang.

Meski demikian, ia menegaskan bahwa berdasarkan dari banyak pengujian, Vaksin Merah Putih memiliki kemampuan menangkap varian virus yang baru. 

Artinya, dapat menetralisir infeksi bahkan mutasi lainnya. Namun, vaksin tidak bisa diukur dengan titer antibodi, melainkan pada kemampuan netralisasi.

Titer antibodi relatif tergantung individu, tetapi yang paling pzsesszsenting merupakan netralisasi.

"Memory cell tentu sebanding dengan titer antibodi. Ketika antibodi turun, berarti memorinya rendah dan sebaliknya, memory itu bisa diperbanyak saat melakukan booster atau suntikan kedua,” ucapnya.

Baca juga: Usia 19 Tahun Jadi Dokter dan S2 di Harvard, Ini Cerita Alumnus Unair

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com