Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Musim Liburan, Pakar: Taati Informasi Mitigasi Bencana di Tempat Wisata

Kompas.com - 12/06/2022, 08:07 WIB
Mahar Prastiwi,
Albertus Adit

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Berbagai tempat wisata saat ini banyak dituju para wisatawan domestik. Hal ini juga didukung lantaran pemerintah telah melonggarkan syarat perjalanan ke luar kota.

Terlebih mendekati libur sekolah sebentar lagi, tentunya masyarakat memilih untuk berekreasi bersama keluarga.

Di musim liburan, baik pengelola maupun wisatawan, harus memahami pentingnya menjaga kondisi destinasi wisata. Terutama dalam upaya mewujudkan pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan.

Dosen Pariwisata Universitas Airlangga (Unair) Novianto Edi Suharno memberikan pendapatnya tentang kondisi kesiapan penanggulangan risiko bencana obyek wisata di Indonesia.

Baca juga: Perusahaan Manufaktur Ini Buka Lowongan Kerja bagi S1, Cek Infonya

Menurut Anto, saat ini kondisi kesiapan penanggulangan risiko bencana sudah tergolong baik dari sisi pengelolaan. Hal ini bisa diwujudkan karena ada pemberdayaan kelompok sadar wisata (pokdarwis) atau lembaga di tempat wisata.

"Ini terbukti dengan seringnya diadakanya pelatihan-pelatihan dalam rangka pengurangan resiko bencana, pertolongan pertama pada kondisi bencana. Semua sudah dilakukan dari sisi kemampuan dan keterampilan sumber daya manusia yang ada di destinasi wisata," kata Anto seperti dikutip dari laman Unair, Sabtu (11/6/2022).

Didukung sarana penunjang

Anto menekankan, sejumlah obyek wisata perlu meningkatkan ketersediaan sarana penunjang untuk penanggulangan kondisi risiko bencana tersebut. Pasalnya ada beberapa daerah yang minim fasilitas.

Baca juga: Unej dan 23 PTS Gelar SBMPTBR 2022, Ini Jadwalnya

Meski demikian, perlu disadari bahwa Indonesia memang sangat luas. Di sisi lain, di Indonesia banyak wisata yang menjadi daya tarik karena kondisi alamnya.

"Namun, pada dasarnya bila terjadi bencana, maka akan susah untuk melakukan evakuasi atau pertolongan pada beberapa daerah yang sulit dijangkau dan minim fasilitas," ujar Anto.

Anto memberi contoh, Indonesia bagian timur memiliki alam yang menarik para wisatawan, namun untuk mencapai itu perlu satu usaha sendiri.

Bagi wisatawan, kegiatan tersebut menarik karena adanya tantangan tersendiri untuk mencapai obyek wisata tersebut. Namun, bila terjadi bencana di tempat tersebut, tentu membutuhkan penanganan yang ekstra.

Baca juga: Guru SMKN 1 Karawang Ciptakan Inovasi Penghemat BBM, Ini Cara Kerjanya

Menurut dia, penanggulangan bencana tentu melibatkan masyarakat lokal di daerah secara maksimal. Karena, sumber informasi dari masyarakat lokal jauh lebih presisi atau akurat.

"Selain itu kebijakan-kebijakan tertentu. Seperti peraturan atau perundang-undangan terkait dengan kondisi di suatu daerah," tuturnya.

Kebijakan dan Informasi mitigasi bencana obyek wisata

Anto berpesan kebijakan tersebut perlu ditaati atau diikuti semua unsur. Baik pengelola maupun pengunjung.

Selain itu, perlu ada informasi dan peta kawasan rawan bencana di setiap destinasi wisata. Hal tersebut bisa sangat membantu wisatawan untuk meminimalkan adanya kejadian bencana.

"Jadi, poin penting dan catatan yang perlu digarisbawahi adalah apabila kita menjadi wisatawan, maka asumsinya kita orang asing yang tidak mengenal daerah tersebut. Sehingga papan informasi ini sangatlah dibutuhkan untuk wisatawan," imbuh Anto.

Baca juga: 4 Tips Melatih Kemandirian Anak Sejak Dini

Anto berharap dalam persiapan mitigasi bencana di daerah wisata dan tentu benar-benar sesuai dengan kondisi di mana tempat wisata itu berada.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com