Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakar UGM Sebut Ajang Formula E Upaya Wujudkan Zero Emission

Kompas.com - 06/06/2022, 13:06 WIB
Mahar Prastiwi,
Dian Ihsan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ajang lomba balap Formula E Jakarta diadakan dengan meriah pada Sabtu (4/6/2022). Lomba balap mobil listrik ini menunjukkan komitmen yang konsisten dalam mewujudkan transisi energi guna memberikan kontribusi pencapaian zero emission.

Ajang Formula E ini juga disebut sebagai greensportaiment pertama di Indonesia.

Konsep zero emission yang diusung dalam ajang tersebut terwujud dari penggunaan kendaraan ramah lingkungan, peniadaan plastik sekali pakai, dan pembangunan sirkuit yang mengedepankan aspek lingkungan.

Baca juga: Siswa, Kenali 10 Penemuan Penting yang Mengubah Dunia

Masyarakat perlu beralih ke kendaraan ramah lingkungan

Pengamat ekonomi energi Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmy Radhi menerangkan, Formula-E yang mengusung konsep sustainable merupakan salah satu kampanye untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya upaya beralih ke kendaraan ramah lingkungan.

Dia menilai, perlombaan ini sangat baik untuk membuktikan bahwa kendaraan listrik ramah lingkungan bisa digunakan di arena balap. Selain itu juga membuktikan bahwa energi listrik yang digunakan di kendaraan bermotor juga aman.

"Kampanye ini sangat penting untuk mendorong migrasi dari kendaraan fosil ke kendaraan listrik," kata Fahmy seperti dikutip dari laman UGM, Senin (6/6/2022).

Fahmy menerangkan, sektor trasportasi fosil menyumbang sebesar 24,64 persen emisi. Angka tersebut merupakan terbesar kedua setelah industri produsen energi sebesar 43,83 persen.

Baca juga: Segudang Prestasi Mahasiswa UM Surabaya hingga Dijuluki Spiderman Jatim

Bangun industri mobil listrik di Indonesia

Kemudian disusul manufaktur dan konstruksi sebesar 21,64 persen, dan sektor lainnya sebesar 4,13 persen.

"Karenanya pemerintah sangat serius dalam membangun industri mobil listrik di Indonesia," ucapnya.

Keseriusan ini, lanjut Fahmy, terlihat dari ketegasan Presiden Joko Widodo yang melarang ekspor nikel, yang harus dihilirisasi salah satunya untuk menjadi bahan baku pabrik baterai.

Selain itu juga membangun pabrik baterai di Indonesia. Hingga melakukan perbincangan serius dengan Elon Musk yang sudah berpengalaman dalam industri mobil listrik.

Bahkan keseriusan pemerintah ini dibuktikan dengan mengundang investor yang sudah berpengalaman.

Baca juga: Mahasiswa Unesa Bagikan Tips Raih Beasiswa Luar Negeri

Perlu didukung banyak pihak

Meskipun sudah memiliki pabrik baterai, Indonesia tetap masih membutuhkan teknologi, dan harus belajar banyak negara yang telah berpengalaman seperti Amerika, Korea, dan Jepang.

"Dalam konteks pembangunan keterkaitan industri kendaraan listrik itulah, sudah pas bila kampanye penggunaan kendaraan listrik melalui penyelenggaraan ajang Forumul-E di Jakarta," tandasnya.

Dia menambahkan, ajang Formula-E memberikan kontribusi sangat signifikan. Sayangnya, tidak semua komponen bangsa mendukung penyelengaraan event international itu.

BUMN, khususnya Pertamina dan PLN, seharusnya mendukung penuh penyelenggaraan Formula-E.

Baca juga: Susi Air Buka Lowongan Kerja Lulusan S1, Segera Daftar

Tidak hanya untuk menyesukseskan penyelenggaraan ajang Formula E, tetapi juga untuk mendukung komitmen Joko Widodo dalam pembangunan keterkaitan industri kendaraan listrik untuk mewujudkan zero emission.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com