Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/05/2022, 14:51 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) menyelenggarakan upacara bendera dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2022 secara hibrida di halaman Kemendikbud Ristek, pada Jumat (13/5/2022).

Kali ini, upacara dilaksanakan pada 13 Mei 2022 menyesuaikan hari libur dan cuti bersama Idul Fitri 1443 H.

Baca juga: Kemendikbud Ristek: PTM Terus Jalan di Tengah Ada Kasus Hepatitis Akut

Bertindak sebagai Pembina Upacara, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim yang mengenakan pakaian adat dari Flores, Nusa Tenggara Timur.

Menteri Nadiem menjelaskan tema peringatan Hardiknas, yakni "Pimpin Pemulihan, Bergerak untuk Merdeka Belajar".

"Hari ini adalah bukti, kita jauh lebih tangguh dari semua tantangan. Kita tidak hanya mampu melewati, tetapi berdiri di garis depan untuk memimpin pemulihan dan kebangkitan," ucap Mendikbud Ristek dalam siaran persnya.

Di tengah hantaman ombak yang sangat besar, sebut dia, Indonesia terus melautkan kapal besar bernama Merdeka Belajar, yang di tahun ketiga ini telah mengarungi pulau-pulau di seluruh Indonesia.

Hingga tahun ketiga pandemi Covid-19, Kemendikbud Ristek terus melakukan berbagai terobosan dalam Merdeka Belajar yang menghasilkan perubahan positif.

Capaian tersebut tidak hanya dirasakan oleh para orangtua, guru, dan murid di Indonesia, tetapi sudah digaungkan sampai ke negara-negara lain melalui presidensi Indonesia di konferensi tingkat tinggi G20.

"Tahun ini kita membuktikan bahwa kita tidak lagi hanya menjadi pengikut, tetapi pemimpin dari gerakan pemulihan dunia," terang Mendikbud Ristek.

Baca juga: Mendikbud Ristek Ajak Mahasiswa Ikut Pertukaran Mahasiswa Merdeka 2

Pada masa Pandemi Covid-19, Kemendikbud Ristek menghadirkan kurikulum merdeka untuk membantu guru dan murid dalam proses belajar mengajar. Upaya tersebut mampu mengurangi dampak hilangnya pembelajaran.

Kini, kurikulum merdeka akan diterapkan di lebih dari 140.000 satuan pendidikan di seluruh Indonesia.

"ltu berarti bahwa ratusan ribu anak Indonesia akan belajar dengan cara yang jauh lebih menyenangkan dan memerdekakan," jelas dia.

"Anak-anak kita tidak perlu lagi khawatir dengan tes kelulusan karena asesmen nasional yang sekarang kita gunakan tidak bertujuan untuk "menghukum" guru atau murid, tetapi sebagai refleksi agar guru terus terdorong untuk belajar. Supaya kepala sekolah termotivasi untuk meningkatkan kualitas sekolahnya menjadi lebih inklusif dan bebas dari ancaman tiga dosa besar pendidikan," tambah Nadiem.

Semangat yang sama, lanjut dia, juga hadir dari para seniman dan pelaku budaya, yang mulai bangkit lagi, berkarya lagi dengan lebih merdeka.

"Itu semua berkat kegigihan kita untuk melahirkan terobosan dana abadi kebudayaan dan kanal budaya pertama di Indonesia. Dampaknya, sekarang tidak ada lagi batasan ruang dan dukungan untuk berekspresi, untuk terus menggerakkan pemajuan kebudayaan," kata Mendikbud Ristek.

Oleh karena itu, dia mengajak para penggerak Merdeka Belajar di seluruh Indonesia agar tidak berhenti bergerak meski sejenak.

Baca juga: Ini Kriteria Daerah yang Sekolahnya Bisa Jalani PTM 100 Persen

"Kita akan terus memegang komando, memimpin pemulihan bersama, bergerak untuk Merdeka Belajar," tukas Nadiem dengan penuh semangat.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com