Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dosen Unair: Wajib Vaksin Serviks, Bisa Turunkan Angka Kanker Serviks

Kompas.com - 29/04/2022, 16:00 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin memastikan bahwa vaksinasi kanker serviks atau vaksin human papillomavirus (HPV) akan menjadi program vaksinasi wajib pemerintah mulai tahun 2022.

Selain vaksin kanker serviks, Kemenkes mengeluarkan dua vaksin lainnya yaitu vaksin rotavirus dan PVC. 

Kebijakan tersebut, karena didasari bahwa ada 2 problem besar di Indonesia, pertama adalah kematian ibu, dan kedua kematian anak.

Kematian ibu di Indonesia banyak diakibatkan oleh kanker, yakni kanker serviks dan kanker payudara. 

Baca juga: 5 Alasan Pasangan Selingkuh, Ini Penjelasan Sosiolog Unair

Meskipun telah ditegaskan bahwa vaksinasi kanker serviks ini akan dibiayai sepenuhnya oleh pemerintah, pro kontra berkaitan dengan dampak negatif vaksin HPV masih terus terdengar di kalangan masyarakat.

Kepala Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair), Brahmana Askandar memiliki tanggapan tersendiri terkait hal tersebut.

Brahmana menjelaskan bahwa kanker serviks merupakan kanker terbanyak kedua pada perempuan di Indonesia. Hal ini ironis karena kanker serviks adalah kanker yang paling bisa dicegah.

“Karena perjalanan penyakitnya mulai dari keadaan normal hingga menjadi kanker berlangsung dalam waktu yang lama, lebih dari sepuluh tahun," ujarnya dilansir dari laman Unair.

Selain itu, ada deteksi dini yang praktis dan efektif bernama pap smear serta ada vaksinasinya. 

Baca juga: Antropolog UGM Jelaskan Tradisi Mudik, Mulai Dikenal Era 70-an

Ia mengatakan, di luar negeri, kanker serviks tidak lagi menjadi masalah karena adanya deteksi dini dan vaksinasi HPV yang berjalan baik.

"Sehingga, pemberian vaksin HPV di Indonesia ini bisa menjadi angin segar dalam menurunkan angka kejadian kanker serviks di Indonesia,” tambah pria yang juga sekaligus Ketua Himpunan Onkologi Ginekologi Indonesia (HOGI) memberikan pendapatnya.

Beragam dampak vaksinasi serviks

Berkaitan dengan dampak negatif vaksin HPV yang dianggap dapat melegitimasikan angka seks bebas seperti yang beredar di masyarakat, Brahmana menegaskan bahwa secara ilmiah tidak ada dampak negatif terkait vaksin HPV ini.

“Pemberian vaksin HPV bukan berarti 100 persen terproteksi dari kanker serviks. Tetapi vaksin HPV menurunkan risiko terjadinya kanker servik secara signifikan. Sehingga, hubungan seks bebas tetap harus dihindari,” jelasnya.

Baca juga: Kemenparekraf Buka Seleksi Mahasiswa Baru 2022, Ini 6 Kampusnya

Ia mengimbau kepada masyarakat Indonesia untuk ikut serta menyukseskan target pemerintah ini. Menurutnya, hal ini dapat dilakukan dengan dua cara.

“Dua modalitas utama pencegahan kanker serviks yaitu vaksin HPV pada usia muda dan melakukan skrining kanker serviks melalui pap smear secara rutin bagi perempuan yang telah berhubungan seks hingga usia 65 tahun,” terangnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com