Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Guru Besar UNY: Ingin Sehat, Budayakan Konsumsi Rendah Minyak

Kompas.com - 29/04/2022, 12:45 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Salah satu kebutuhan pokok masyarakat Indonesia adalah minyak goreng. Bahan ini sangat familiar dan dibutuhkan karena untuk menggoreng makanan.

Minyak goreng dapat memberikan aroma yang sedap, cita rasa yang lebih lezat, gurih, membuat makanan menjadi renyah atau crispy.

Serta penampilan yang lebih menarik memberikan warna keemasan dan kecoklatan daripada makanan yang dikukus, direbus atau dipanggang.

Baca juga: Bisa Biayai Kuliah, Yuk Intip Bisnis Anti-Mainstream Mahasiswa UNY

Guru Besar Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Prof. Dr. Marwanti menyatakan, realitas Indonesia sebagai pengguna minyak goreng yang cukup tinggi adalah kebiasaan sejak nenek moyang yang menggunakan minyak kelapa atau minyak kelentik untuk dijadikan sebagai minyak goreng.

"Kemungkinan karena hal itu hampir seluruh kebiasaan hidup atau kebiasaan makan orang Indonesia tidak bisa lepas dari minyak," ujarnya dikutip dari laman UNY, Kamis (28/4/2022).

Konsumsi makanan berminyak sudah biasa

Marwanti mencontohkan sejak bangun tidur pagi sudah disuguhi kopi sambil memakan kudapan gorengan. Atau makanan pun sering ada ikan goreng, ayam goreng, tempe goreng, atau minimal gorengan kerupuk.

"Bahkan dalam kondisi minimal, ketika bahan-bahan mentah untuk sambal saja sebagian digoreng dulu sebelum diulek," katanya.

Sekarang juga banyak produk kudapan yang dibuat dari bahan sayuran dan buah-buahan yang digoreng. Persenyawaan dengan minyak goreng berlangsung dari pagi sampai sore bahkan malam.

Bahkan ketika rapat kantor, atau sekadar nongkrong di kafe atau warung kopi, camilan gorengan itu mesti menjadi ‘teman’ yang wajib menyertai.

Untuk itu, wajar jika para pemilik modal sangat antusias dengan bisnis yang selalu licin ini. Artinya, bisa dikatakan bahwa kebudayaan kita tidak bisa dilepaskan dari minyak goreng ini baik langsung atau tidak langsung.

Memicu berbagai penyakit

Dosen Program Pendidikan Teknik Boga tersebut mengingatkan bahwa di sisi lain minyak goreng menyebabkan sejumlah permasalahan yakni terpicunya berbagai penyakit seperti:

  • obesitas
  • kolesterol berlebih
  • asam urat
  • gangguan jantung
  • diabetes
  • terganggunya fungsi otak
  • kanker dan sebagainya

Sementara kesadaran untuk melepaskannya bukan hal mudah. Menariknya, aksesibilitas atas minyak goreng pada akhirnya menghasilkan realitas struktur sosial masyarakatnya.

Baca juga: Manfaat Olahraga bagi Lansia ala Mahasiswa FIK UNY

Ia mengatakan, fakta adanya minyak goreng murah yang gampang diakses masyarakat kelas bawah meski dengan harga yang dinamis, namun dari sisi kesehatan justru kurang menyehatkan.

Bahkan tidak jarang, model penggunaannya pun kadang jauh dari kata sehat. Sedangkan kelompok masyarakat kelas menengah mengakses pada minyak goreng kelas menengah juga.

Dengan gaya akses pada minyak goreng jauh lebih sehat daripada kelas bawah yang umumnya mengakses minyak goreng curah, mereka justru mengelola konsumsinya atas minyak goreng ini secara terkendali.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com