Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Profesor Pertama Studi Media dari Unair Masuk Top 100 Scientist

Kompas.com - 16/04/2022, 05:46 WIB
Mahar Prastiwi

Penulis

KOMPAS.com - Banyak akademisi dari perguruan tinggi di Indonesia bisa menorehkan prestasi di kancah internasional.

Seperti Prof. Rachmah Ida dari Universitas Airlangga (Unair) yang berhasil mendapatkan penghargaan internasional membanggakan sebagai Top 100 Scientist Social Sciences versi AD Scientific Index (Alper-Doger Scientific Index) beberapa waktu lalu.

Penghargaan ini diperoleh berkat kontribusi riset dan penelitiannya selama ini di bidang audience, gender, dan komunikasi politik.

Prof. Ida dinobatkan sebagai Guru Besar Studi Media Pertama di Indonesia pada tahun 2014. Dilansir dari laman Google Cendekia, Prof. Rachmah Ida berhasil menghasilkan buku dan artikel ilmiah lebih dari 100 karya.

Baca juga: Jalur Seleksi Mandiri ITB 2022, Cek Jadwal, Syarat dan Biayanya

Buku diterbitkan Silkworm Books, Jerman

Prof. Ida juga mendalami kajian tentang media hingga menghasilkan karya buku yang diterbitkan oleh Silkworm Books Jerman tahun 2010.

Buku Imaging Muslim Women in Indonesian Ramadan Soap Operas karya Prof. Ida tersebut bahkan menjadi buku yang dijual di Amazon.

"Saat itu belum banyak buku yang ditulis orang Indonesia yang terbit dan membahas tentang audience," kata Prof. Ida seperti dikutip dari laman Unair, Sabtu (16/1/2022).

Prof. Ida mencoba memberikan pandangan kritis tentang media massa di Indonesia. Pandangan tersebut mampu membuka mata peneliti komunikasi di Indonesia untuk melihat media massa dengan kritis.

Selama ini, lanjut Ida, tradisi penelitian hanya melihat bagaimana televisi bisa mempengaruhi perilaku penontonnya.

Baca juga: 57 Universitas Terbaik di Indonesia Versi SIR 2022

Penelitiannya mencoba melihat hubungan yang sangat erat antara kepemilikan TV dan media massa serta perilaku kapitalisme media massa di Indonesia

"Pada akhirnya hal itulah yang merugikan penonton sehingga penonton hanya bisa pasif, tidak memiliki kesempatan untuk berbicara dan seolah menjadi target pasar dari komoditas media massa," ungkap Ida.

485 kali sitasi

Pada tahun 2014, Prof. Ida kembali menulis buku Metode Penelitian : Studi Media dan Kajian Budaya untuk didedikasikan kepada mahasiswa. Dia ingin mengajari mahasiswa cara meneliti yang benar dari kacamata pendekatan perspektif media dan kajian budaya.

Baca juga: Pendaftaran UTBK SBMPTN 2022 Diperpanjang, Ini Ketentuan dari LTMPT

Buku tersebut kemudian mempunyai sitasi yang sangat besar. Dilansir dari Google Cendekia, buku Metode Penelitian: Studi Media dan Kajian Budaya telah dikutip sebanyak 485 kali.

"Bagi saya kebahagiaan tersendiri karena ilmu itu akhirnya bisa sampai ke mahasiswa saya terutama dan masyarakat umum secara luas, scholars, dan akademisi di Indonesia," urai Ida.

Menginspirasi peneliti luar negeri

Di salah satu chapter dalam jurnal internasional Journal of The Humanities and Social Sciences of Southeast Asia and Oceania, karya Prof. Ida berhasil memberikan dampak yang besar di dunia penelitian.

Baca juga: Pakar UNS Ungkap Alasan Bahasa Indonesia Layak Jadi Bahasa Kedua ASEAN

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com