Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dosen UNS: Ibu Berperan Penting dalam Keutuhan Keluarga

Kompas.com - 13/04/2022, 11:15 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Dosen program studi (Prodi) Psikologi Universitas Sebelas Maret (UNS), Dr. Tri Rejeki Andayani memaparkan tentang peran ibu dalam ketahanan keluarga.

Dia mengungkapkan, ibu memiliki peranan yang kuat untuk membentuk ketahanan di dalam keluarga.

Baca juga: Kasus Pengeroyokan Ade Armando, Begini Kata Pakar UB

"Seperti yang kita ketahui bersama, Covid-19 berdampak bagi seluruh aspek kehidupan. Mulai dari kerapuhan dalam bidang ekonomi, kerapuhan psikologis, hingga kerapuhan aspek sosial," kata Andayani melansir laman UNS, .

Tentu untuk menghadapinya kita perlu menjadi orang yang tangguh. Dengan memperkuat ketahanan keluarga yang sifatnya bisa bawaan, antisipatif, dan adaptif.

"Konsep ketahanan keluarga dalam ilmu Psikologi disebut sebagai resiliensi. Konsep ini mengarah pada suatu sistem fungsional yang merujuk ke keluarga sendiri. Ini dipengaruhi oleh tingginya kejadian di luar yang menjadi sumber stres dan tergantung konteks sosialnya," ujar Andayani.

Dia menuturkan, kita butuh yang namanya sumber stres.

Karena, sumber stres menghadirkan masalah yang akan menjadi peluang serta tantangan untuk memfasilitasi potensi diri ke arah positif.

Adanya, sebut dia, masalah akan menuntut setiap manusia untuk mencari solusinya.

"Kita tumbuh dan berkembang karena ada masalah. Masalah membuat kita kreatif. Ini harus dilakukan oleh seluruh anggota keluarga," tambah Andayani.

Adapun cara membentuk keluarga yang resilien dapat dimulai dari setiap anggota keluarga harus mau beraksi serta beradaptasi.

Baca juga: Kemenag Tegaskan Kebutuhan Guru PPPK Madrasah Sangat Mendesak

Ketika ini sudah terealisasi, akan memunculkan sikap resilien, tangguh, dan tahan secara kolektif.

"Cara membangun ketahanan keluarga dengan memupuk kebersamaan, berinteraksi, membuat berdaya, kepedulian dan kemauan untuk berbagi," terang Andayani.

Dr. Andayani juga mengatakan kunci menjadi ibu yang positif yakni membangun terlebih dulu citra diri yang positif.

Kemudian menjadi ibu yang bahagia. Memiliki standar moral yang kuat, serta percaya pada kekuatan doa.

"Kegiatan yang dapat dilakukan untuk menjadi ibu yang positif yakni mampu mengenali potensi diri, mampu mengatasi tatanan hidup sehari-hari, tetap melakukan hal-hal yang produktif, serta bermanfaat untuk orang lain dan lingkungan sekitar," jelas Andayani.

Kemudian prinsip yang harus dilakukan yakni meluruskan mindset, personal mastery yang terus diasah dan dikembangkan, membagikan yang dilakukan, membiasakan team learning, juga menaati system thinking.

Dia menambahkan, dengan menjadi ibu yang positif akan menciptakan ketahanan dalam keluarga, menimbulkan kebahagiaan di dalamnya, serta menjadi inspirasi dan akan memotivasi anggota keluarga lainnya.

Menjadi ibu adalah pekerjaan yang mulia, yang tak bisa dinilai. Teruslah menjadi ibu yang menginsipirasi bagi lingkungan sekitar.

Baca juga: 5 Tips Puasa bagi Penderita Diabetes dari Pakar Unair

"Ketika kita bisa menjadi individu yang memotivasi diri sendiri, secara tak langsung kita akan menjadi motivator bagi yang lainnya," tukas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com