Oleh: Sudiyanti | Guru SMPN 2 Pangkah, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah
KOMPAS.com - Kompetensi peserta didik di Indonesia bisa dikatakan tertinggal dari negara negara lain di dunia. Hal ini bisa terlihat dari skor PISA tahun 2018. Capaian PISA 2018 menunjukkan Indonesia menduduki posisi 10 terbawah dari 79 negara yang berpartisipasi.
Sebagai contoh untuk kompetensi Sains hanya 34 persen siswa memiliki kompetensi sains tingkat minimum atau lebih (OECD 2019). Angka yang masih perlu mendapatkan perhatian serius untuk mendapatkan upaya peningkatan.
Apa yang harus kita lakukan? Untuk bisa meningkatkan kompetensi peserta didik sudah tentu kompetensi pendidik juga harus ditingkatkan.
Panggilan hati menjadi seorang pendidik adalah sebuah pilihan. Ketika seseorang sudah memutuskan untuk menjadi seorang pendidik maka dituntut untuk memiliki dedikasi yang tinggi demi kemajuan pendidikan.
Kita juga tidak boleh alergi dengan perubahan. Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, sudah waktunya pendidik meng-upgrade kemampuan.
Pendidik perlu beradaptasi dengan perubahan dan perkembangan zaman. Pendidik atau guru bukanlah satu satunya sumber ilmu. Banyak sekali buku, media massa, situs internet yang bisa dijadikan sebagai acuan dan referensi dalam kegiatan belajar.
Anak anak sudah sangat mahir berselancar dalam dunia maya. Mereka sebagai digital native mungkin lebih mahir dari kita dalam menggali berbagai informasi dan memanfaatkan berbagai fitur untuk belajar.
Tugas kita mengarahkan mereka untuk bisa menggali potensi yang ada dalam dirinya. Setiap siswa adalah pribadi yang unik dengan segala kelebihan dan kekurangannya.
Semangat kita dalam mengajar dan terus belajar akan memberikan energi positif bagi siswa siswi kita untuk terus belajar.
Baca juga: Merdeka belajar lewat Sulap Fisika di PTM Terbatas
Peran kita sebagai guru tetaplah sangat penting dan tidak mungkin bisa tergantikan dengan teknologi. Kehadiran guru di kelas tetaplah merupakan suatu keharusan. Apa jadinya mereka tanpa bimbingan?
Namun, banyak hal yang perlu kita tingkatkan. Bagaimana menjadi guru yang dirindukan kehadirannya, bagaimana menjadi guru yang bisa membentuk karakter positif dalam diri peserta didiknya, bagaimana bisa menciptakan suasana belajar yang menarik dan membuatnya bahagia, bagaimana bisa berempati dengan peserta didiknya, bagaimana bisa berkolaborasi dan mengajarkan kerja sama. Dan, masih banyak lagi kemampuan yang perlu kita gali dan kita kembangkan.
Bagaimana kita bisa dengan mudah beradaptasi dengan kemajuan teknologi pembelajaran? Belajar secara mandiri maupun terbimbing adalah salah satu solusinya.
Seorang pendidik harus aktif mengembangkan potensi dirinya dan memanfaatkan segala peluang yang diberikan oleh pemerintah maupun pihak lain yang peduli dengan pendidikan.
Peluncuran platform Merdeka Mengajar memberikan banyak kemudahan bagi kita untuk bisa mengembangkan diri dengan belajar, mengajar dan berkarya. Merdeka mengajar sudah disiapkan untuk guru bisa membuat perubahan dalam pembelajaran.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.