Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakar UNS Sebut Faktor Ini Pengaruhi Pandemi Covid-19 Jadi Endemi

Kompas.com - 14/03/2022, 13:38 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Dekan Fakultas Kedokteran (FK) UNS sekaligus Dokter Spesialis Paru dan Konsultan, Prof. Reviono memberikan pandangan terkait apakah dimungkinkan adanya perubahan status pandemi menjadi endemi Covid-19?

Dia menyampaikan sudah lebih dari 2 tahun sejak kasus pertama mengenai Covid-19 resmi didiagnosis, banyak masyarakat yang sudah lelah akan kondisi ini dan berharap untuk segera berakhir.

Baca juga: Kuliah Disetop, Ini Kronologi Konflik Dosen SBM dengan Rektor ITB

Dia menyebut, tidak ada satu pun dari para ahli yang dapat memastikan bagaimana pandemi ini akan berakhir.

Namun, hal ini bisa dicoba diprediksi dengan mencari tahu kilas balik pandemi flu 1918.

Di mana dapat memberikan peta jalan untuk apa yang diharapkan seabad kemudian.

"Setelah beberapa tahun fatal virus yang menyebabkan pandemi 1918 akhirnya mereda. Ketika kekebalan populasi dari infeksi meningkat, kematian infeksi meningkat, kematian menurun, dan virus menjadi influenza musiman yang kurang mematikan meskipun keturunannya masih beredar sampai sekarang," kata dia melansir laman UNS, Senin (14/3/2022).

Sebagaimana diungkapkan Prof. Reviono, belajar dari pandemi flu 1918, virus tidak mungkin hilang sepenuhnya.

Namun, tak menutup kemungkinan virus tersebut, dalam hal ini Covid-19 akan berubah statusnya menjadi endemi.

Faktor yang dapat mempengaruhi perubahan status pandemi jadi endemi yakni:

1. Kasus stabil atau setidaknya dapat diprediksi.

Baca juga: Kisah Anak Sopir Bus Malam Lulus dari UNY dengan Predikat Cumlaude

2. Suatu penyakit dikatakan endemi, jika reproduction number stabil pada angka satu, dalam artian satu orang yang terinfeksi rata-rata menginfeksi satu orang lainnya.

3. Angka kematian yang rendah dan dapat diterima masyarakat.

4. Cakupan vaksinasi yang luas.

"Para ahli pun mengatakan, peningkatan kekebalan tubuh baik dengan vaksinasi atau infeksi alami, dapat membantu mendorong kita ke endemi dengan Covid-19. Serta munculnya herd immunity yang mana sistem kekebalan mereka tidak akan terkena virus," jelas Prof. Reviono.

Prof. Reviono melanjutkan, harapan Covid-19 berubah menjadi endemi saat ini tengah diupayakan, dengan mengusahakan banyak orang mendapatkan perlindungan kekebalan dari vaksinasi.

Dengan demikian, penularan Covid-19 akan berkurang dan hanya sedikit yang harus rawat inap, serta rendahnya angka kematian meski virus Covid-19 terus beredar.

Baca juga: Kisah Athi, Mahasiswa UNY Lulus Sarjana Tanpa Skripsi

"Saat ini yang perlu dipikirkan, bagaimana menuju situasi di mana kita memiliki begitu banyak kekebalan dalam populasi, sehingga kita tidak akan lagi melihat epidemi yang sangat mematikan," tukas Prof. Reviono.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com