KOMPAS.com - Salah satu jenis kanker terganas di dunia adalah karsinoma nasofaring.
Kanker yang tumbuh di rongga belakang hidung dan belakang langit-langit rongga mulut ini menempati urutan keempat internasional sebagai kanker terganas.
Hal ini diungkapkan Wakil Dekan I Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair) Achmad Chusnul Romdhoni.
Dia mengatakan, untuk regio kepala leher, karsinoma nasofaring ini merupakan penyakit dengan tingkat keganasan tertinggi.
"Sekitar 60–70 persen dari head and neck cancer itu adalah karsinoma nasofaring," jelas Romdhoni, dilansir dari laman Unair.
Baca juga: Dokter UGM: 6 Gejala Kanker pada Anak yang Orangtua Harus Tahu
Menurut Romdhoni, berdasarkan publikasi di Indonesia pada tahun 2012, kasus karsinoma nasofaring ini bertambah sebanyak 6.2 per 100.000 populasi setiap tahunnya.
Sejumlah 70-80 persen pasien di antaranya datang dalam kondisi stadium lanjut.
"Di sini memang yang perlu kita pahami adalah bagaimana dokter umum atau masyarakat aware dalam mendeteksi penyakit ini. Jadi, early detection yang perlu kita galakkan," ungkapnya.
Wakil dekan yang juga menjadi dokter konsultan di RS dr Soetomo Surabaya itu memaparkan beberapa faktor yang mendasari terjadinya kanker nasofaring.
Yaitu, virus Epstein-Barr (EBV), faktor genetik, khususnya pada ras mongoloid. Namun menurut Romdhoni, gen tidak dapat menularkan penyakit ini.
Hanya saja yang bersangkutan akan memiliki kerentanan terhadap terjadinya karsinoma nasofaring.
Baca juga: Mengapa Harga Minyak Mentah Dunia Naik? Ini Kata Alumnus Unair
Terakhir adalah faktor lingkungan. Makanan yang diasinkan akan menimbulkan karsinogen lingkungan yang disebut dengan nitrosamin.
Nitrosamin inilah yang membuat daya tahan tubuh menjadi rentan terhadap karsinoma nasofaring.
"Jadi yang suka makan ikan asin dan telur asin dari sekarang harus mulai dipikirkan untuk mengganti lauknya dengan yang lain," ucap dia.
Dokter Romdhoni menjelaskan bahwa gejala dini kanker nasofaring sangat mirip dengan flu atau sinusitis ringan.
Pada awalnya pendengaran akan terganggu, seperti ada air di dalam telinga. Kemudian pada hidung akan muncul lendir yang bercampur darah.
Selanjutnya muncul benjolan di samping leher, agak ke bawah telinga.
"Tiga ini ada pada satu orang usia berapapun, terutama usia di atas empat puluh, maka kita boleh men-suspect ini sebagai suatu karsinoma nasofaring dan untuk dirujuk ke dokter THT-KL," ujar dia.
Kanker nasofaring, dapat dicegah dengan menerapkan pola hidup sehat dengan mengurangi konsumsi makanan yang diasinkan, berolahraga untuk menjaga imun tubuh, dan mengendalikan stres.
Baca juga: Pakar Unair: 2 Negara Ini Pilihan Terbaik untuk Evakuasi WNI dari Ukraina
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.