Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dokter RS UNS Sebut Kebiasaan Ini Bisa Sebabkan Diabetes

Kompas.com - 04/03/2022, 19:41 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Albertus Adit

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pernahkah kamu merasa cepat haus atau mengantuk di jam-jam sibuk padahal seharusnya tubuh berenergi ketika bekerja? Jika iya, sebaiknya kamu waspada.

Sebab, dua hal itu bisa saja tanda-tanda gejala diabetes. Hal ini, disampaikan oleh Dokter Spesialis Penyakit Dalam Rumah Sakit (RS) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Evi Liliek Wulandari.

“Gejala klasik diabetes berupa sering buang air kecil, sering merasakan haus sehingga banyak minum, sering merasakan lapar sehingga banyak makan, dan ada juga terjadinya penurunan berat badan,” ujarnya, dilansir dari laman UNS.

Baca juga: Junk Food Bisa Sebabkan Diabetes, Ini Penjelasan Dosen UM Surabaya

Sementara itu, ternyata diabetes juga dapat diketahui dari gejala nonklasik, seperti rasa cepat mengantuk, tidak ada gairah, dan kaburnya penglihatan.

“Ya, kacamata sering berubah ukurannya, terus kaki sering merasakan kesemutan, tebal, atau mungkin nyeri. Kalau terjadi luka, sulit untuk sembuh,” jelas dr Evi.

Ia menambahkan, gejala diabetes dapat berbeda sesuai jenis kelamin. Pada laki-laki gejala diabetes diketahui dari menurunnya aktivitas seksual, sementara pada perempuan adalah keputihan yang berulang atau sulit untuk sembuh.

Baca juga: Profesor IPB Sebut Tumbuhan Ini Bisa Atasi Sakit Diabetes dan Jantung

Diabetes sendiri masih menempati daftar teratas sebagai penyakit paling mematikan di dunia. Hal itu bisa dilihat dari data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2020 yang menempatkan diabetes pada daftar penyakit penyebab sepuluh kematian teratas.

Diabetes berada pada peringkat ke-9 sebagai penyakit paling mematikan di dunia bersama penyakit jantung, stroke, penyakit paru obstruktif kronik, alzheimer, kanker paru-paru, dan infkesi saluran pernapasan bawah yang juga masuk di dalam daftar.

Evi menjelaskan, diabetes merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang disebabkan adanya kelainan sekresi pada insulin atau terjadinya kelainan pada kerja insulin.

Dibagi beberapa jenis

Ia menerangkan, diabetes dibagi menjadi beberapa jenis, seperti diabetes melitus tipe 1, diabetes melitus tipe 2, diabetes gestasional, dan diabetes LADA, dan diabetes MODY.

Pada diabetes melitus tipe 1, penyebabnya adalah kerusakan pada sel beta pankreas sehingga terjadi kekurangan insulin yang absolut atau defisiensi insulin yang absolut.

Baca juga: Mahasiswa Brawijaya Buat Body Lotion Daun Kelor Cegah Covid-19

Sementara diabetes melitus tipe 2 disebabkan oleh kelainan dari kerja insulinnya disertai juga dengan kelainan dari sekresi insulin oleh tubuh.

“Diabetes melitus termasuk penyakit yang memang bisa diturunkan. Akan tetapi, tidak semua orang yang memiliki riwayat keluarga pasti terkena diabetes. Tetapi, memang orang tersebut memiliki faktor risiko yang tinggi untuk terkena diabetes melitus,” kata Evi.

Dalam hal ini, risiko seseorang untuk terkena diabetes akan meningkat apabila mengalami kelebihan berat badan atau obesitas.

Risiko seseorang terkena diabetes juga diketahui dari seberapa sering seseorang mengonsumsi junk food, makanan tinggi kalori, sering minum alkohol, malas bergerak, dan tidak pernah berolahraga.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com