Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Mahasiswa Undip Bisnis Rumput Laut Kering, Ekspor Ratusan Juta

Kompas.com - 04/03/2022, 13:56 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

KOMPAS.com - Humam Kurniadhitama, Mahasiswa Teknik Mesin Universitas Diponegoro Angkatan 2017 akhirnya bisa melakukan ekspor perdana komoditas rumput laut kering gracillaria ke negara Vietnam.

Peluncuran ekspor perdana rumput laut kering sebanyak 90 ton senilai 55.000 US Dollar atau setara dengan Rp 800 juta ini berlangsung di Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, Februari lalu.

Untuk sampai pada titik tersebut, ada perjalanan panjang yang Humam jalani dalam merintis usaha. Jatuh bangun dalam dunia bisnis pun sudah pernah ia rasakan.

Baca juga: Kemendikbud Buka Lowongan Kerja Magang 2022, Cek 6 Posisi dan Syarat

Meski kuliahnya di jurusan Teknik Mesin, Humam menemukan ketertarikannya pada dunia bisnis dan menjalaninya. Ia pernah menjalani bisnis clothing hingga menjadi Barista, sebelum akhirnya memutuskan menjajal bisnis rumput laut kering.

“Merugi dalam bisnis itu hal biasa. Apalagi sebagai mahasiswa yang merangkap kuliah sambil menjalankan bisnis. Saya memanfaatkan kesempatan yang ada tersebut untuk belajar. Kalau ada untung dari bisnis yang kita jalankan, itu adalah bonus”, jelas Humam seperti dilansir dari laman Undip.

Humam memutuskan berbisnis rumput laut kering setelah bergabung dan mendapat binaan dari Free Trade Agreement (FTA) Center, Dinas Perdagangan dan Perindustrian Provinsi Jawa Tengah.

Bisnis rumput laut pun ia tekuni dengan serius, apalagi peluang ekspor rumput laut kering masih terbuka lebar.

“Awalnya memang sulit mencari petani rumput laut. Saya datangi langsung petani rumput laut di Serang, Banten, kota Semarang hingga ke beberapa kota di Jawa Timur. Produk rumput laut untuk komoditas ekspor ini, sebagian besar kita ambil dari Jawa Timur, sebagian dari Jawa Barat dan Jawa Tengah," paparnya.

Baca juga: Beasiswa S2-S3 Universitas Pertahanan RI 2022, Biaya Kuliah Gratis

Untuk menjaga kualitas produk rumput laut, Humam memanfaatkan laboratorium yang dimiliki FPIK Universitas Diponegoro untuk menguji kandungan rumput laut sebelum di ekspor.

Menurutnya, kunci dalam menjalankan bisnis ialah menjaga integritas dan kepercayaan.

“Values yang saya terapkan dalam berbisnis, pertama integritas. Jika kita punya sesuatu untuk kita tawarkan pada rekan bisnis, katakan sejujurnya kualitas produk yang kita tawarkan itu seperti apa. Jangan dilebih-lebihkan. Kedua kepercayaan, karena kepercayaan adalah kunci bagi orang yang ingin menjalin silaturahmi dan berbisnis,” ujar Humam.

Ketika ditanya apakah tidak takut tertipu atau merugi lagi, Humam mengatakan bahwa kegiatan ekspor di bawah binaan FTA Center ini mendapat jaminan penuh.

Ia mengatakan FTA berperan sebagai perantara antara eksportir dengan importir, termasuk dalam hal pembayaran.

Perjanjian ekspor rumput laut kering ke Vietnam ini berlaku selama 2 tahun. Ada cukup waktu untuk melakukan ekspansi bisnis.

Baca juga: Murid Kelas 10 Kreasikan Tenun Jadi Fesyen Milenial, Beromzet Ratusan Juta

Humam berharap dalam waktu dekat dapat mewujudkan keinginannya mendirikan pusat pengolahan rumput laut agar produk yang dieskpor dalam bentuk jadi, bukan bahan baku lagi, sehingga harga jualnya lebih mahal.

Ia menyarankan kepada teman-teman kuliahnya yang berminat berbisnis seperti dirinya untuk membulatkan tekad dan menjalan bisnis dengan sungguh-sungguh.

“Jangan pernah menyerah, lakukan saja apa yang ada di depan mata dengan sungguh-sungguh. Moto saya, ketika kita punya kesempatan, kita punya kemauan, kita punya kemampuan di situlah kita bisa bersungguh-sungguh bisa mengerjakan. Terakhir, berhasil atau tidak, itu kehendak Tuhan,” kata Humam menutup pembicaraan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com