KOMPAS.com - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem meluncurkan Kurikulum Merdeka, Jumat (11/2/2022).
Peluncuran Kurikulum Merdeka ini menjadi bagian penting dalam upaya pemulihan pembelajaran di masa pandemi Covid-19.
Arah perubahan kurikulum yang termuat dalam Merdeka Belajar Episode 15: Kurikulum Merdeka dan Platform Merdeka Mengajar ini adalah struktur Kurikulum Merdeka yang lebih fleksibel, fokus pada materi yang esensial.
Selain itu juga memberikan keleluasan bagi guru untuk menggunakan berbagai perangkat ajar sesuai kebutuhan dan karakteristik peserta didik.
Baca juga: BBPOM Jakarta Buka Lowongan Kerja bagi Lulusan D3-S1, Buruan Daftar
Penerapan Kurikulum Merdeka juga didukung oleh aplikasi khusus yang menyediakan berbagai referensi bagi guru untuk terus mengembangkan praktik mengajar secara mandiri dan berbagi praktik baik.
Dalam peluncuran Merdeka Belajar Episode 15, Nadiem Makarim mengatakan, Kurikulum Merdeka atau sebelumnya disebut Kurikulum Prototipe ini memberikan otonomi dan kemerdekaan bagi siswa dan sekolah.
Ia memberi contoh, di jenjang sekolah SMA tidak akan ada lagi jurusan atau peminatan seperti IPA, IPS, atau Bahasa. Dengan penerapan Kurikulum Merdeka, siswa bisa bebas memlih mata pelajaran yang diminatinya di dua tahun terakhir saat SMA.
"Di dalam program SMA sekarang tidak ada lagi program peminatan untuk yang memiliki Kurikulum Merdeka. Ya tidak ada lagi jurusan, kejuruan atau peminatan," jelas Nadiem dalam peluncuran Merdeka Belajar Episode 15: Kurikulum Merdeka dan Platform Merdeka Mengajar yang diadakan secara virtual, Jumat (11/2/2022).
Baca juga: Tanpa Tes, Universitas Pertamina Buka Jalur Seleksi Nilai Rapor
Merangkum dari akun Instagram resmi Kemendikbud Ristek (11/2/2022), dalam pemulihan pembelajaran sekolah diberikan kebebasan menentukan kurikulum yang akan dipilih. Kurikulum yang bisa dipilih yakni:
1. Lebih sederhana dan mendalam
Fokus pada materi yang essensial dan pengembangan kompetensi peserta didik pada fasenya. Belajar jadi lebih mendalam, bermakna dan menyenangkan.
2. Lebih merdeka
Kurikulum Merdeka ini dianggap memberi kemerdekaan bagi peserta didik, guru maupun sekolah.
Baca juga: Kemendikbud Tunda Registrasi PPG 2022, Cek Syarat dan Cara Daftarnya
3. Lebih relevan dan interaktif
Pembelajaran melalui kegiatan proyek yang memberikan kesempatan lebih luas kepada peserta didik untuk secara aktif mengeksplorasi isu-isu aktual untuk mendukung pengembangan karakter dan kompetensi Profil Pelajar Pancasila.