Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasca-relokasi, Sosiolog UGM Minta Pemda DIY Jamin PKL Malioboro

Kompas.com - 04/02/2022, 08:46 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Sosiolog UGM, Wahyu Kustiningsih, berharap Pemerintah Provinsi (Pemprov) DIY memperhatikan keberlangsungan sosial ekonomi pedagang kaki lima (PKL) pasca-relokasi dari kawasan Malioboro.

Salah satunya dengan membuat program yang mampu memberikan jaminan bagi keberlangsungan sosial ekonomi PKL Malioboro pasca-relokasi.

Baca juga: Telur Puyuh Mengandung Kolesterol Tinggi? Ini Penjelasan Dosen IPB

"Perlu dipertimbangkan oleh pemerintah pasca-relokasi tidak serta-merta melepas. Namun, diikuti pendampingan atau program yang membuat PKL membuat kondisi sosial ekonomi PKL tetap berjalan," kata dia, dilansir dari laman UGM, Jumat (4/2/2022).

Dia mengatakan, relokasi bukan hanya sekadar memindahkan komunitas pedagang ke kawasan baru dan mengelompokkan berdasar jenis dagangan.

Namun, perlu diperhatikan pula ikatan sosial yang nantinya terbentuk di tempat baru apakah memiliki risiko konflik.

Dampak terburuk dari relokasi bagi PKL adalah turunnya pendapatan karena sepinya pengunjung.

Ditambah lagi, kata dia, saat ini Tanah Air masih berada dalam kondisi krisis akibat pandemi Covid-19.

Baca juga: Kemendikbud Ristek: Daerah PPKM Level 2 Harus Jalani PTM 50 Persen

Apabila situasi ini tidak teratasi, risiko munculnya tindakan negatif atau kriminal tinggi.

"Dengan relokasi apakah wisatawan akan berkunjung kesana ini perlu dipertimbangkan," ucap dosen Departemen Sosiologi UGM ini.

Oleh sebab itu, dia kembali menegaskan perlunya Pemprov DIY mengembangkan program-program yang bisa menjamin PKL Malioboro setelah relokasi, antara lain dengan membuat rekayasa alur atau rekayasa sosial.

Misalnya, dengan menjadikan ruang yang ditempati PKL Malioboro saat ini sebagai ikon baru dari Kota Yogyakarta.

Dengan begitu, dapat menarik wisatawan untuk berkunjung ke tempat relokasi.

Baca juga: Kemenag: Madrasah di Daerah PPKM Level 2 Bisa PTM 50 Persen

"Jadikan ruang baru ini sebagai ikon baru sehingga wisatawan akan merasa tidak lengkap jika ke Yogyakarta tidak berkunjung ke tempat ini," tutur dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com