Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Begini Penanganan Pertama Henti Jantung dari Dokter RS UNS

Kompas.com - 29/01/2022, 11:54 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Beberapa hari lalu, publik dikejutkan dengan adanya kabar Maura Magnalia Madyaratri, anak dari anggota DPR RI Nurul Arifin, meninggal dunia.

Ternyata, Maura meninggal diusia yang masih muda yakni 27 tahun karena henti jantung. Dalam keterangannya, Nurul Arifin mengatakan bahwa anaknya tidak tidur karena mempersiapkan wisudanya di salah satu universitas di Australia.

Di samping itu, Maura juga disebut mengalami stres dan kondisi tubuhnya drop. Lantas, kenapa masih muda bisa meninggal karena jantung?

Baca juga: Dokter RSA UGM: Pasien Terapi Jantung Harus Patuh 3 Hal Ini

Dokter spesialis jantung Rumah Sakit (RS) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Habibie Arifianto, dr.,SpJP (K)., M.Kes., mengatakan kasus henti jantung yang dialami Maura biasanya disebabkan oleh faktor genetik atau keturunan.

Menurutnya, kasus henti jantung yang terbanyak adalah gangguan aktivitas listrik jantung. Ini bisa mengakibatkan gangguan irama fatal yang membuat seseorang pingsan hingga berujung kepada kematian.

"Kalau terminologi henti jantung jelas fatal, karena saat terjadi henti jantung otomatis fungsi jantung sebagai pompa darah keseluruhan tubuh akan terhenti," ujar dr. Habibie dikutip dari laman UNS, Kamis (27/1/2022).

Dijelaskan, saat pasukan oksigen terhenti maka nutrisi ke otak, organ tubuh lainnya, hingga ke otot jantung juga akan berhenti. Dan ini akibatnya bisa fatal.

"Biasanya henti jantung disebut juga cardiac arrest atau sudden cardiac death. Saat terjadi gangguan irama jantung yang fatal, hanya membutuhkan beberapa detik hingga pasien akan bergejala, biasanya pingsan, kejang dan pasien akan kolaps," jelasnya.

Penanganan darurat

Meski demikian, jika ada kejadian seseorang mengalami henti jantung maka harus segera dilakukan pijat jantung luar.

Cara ini memungkinkan korban untuk dapat mengembalikan sirkulasi darah hingga sadar kembali.

Tetapi jika tidak ada yang membantu untuk melakukan pijat jantung luar, tentu gangguan irama akan berlanjut hingga pasien ditemukan meninggal dunia.

Baca juga: 1.492 Mahasiswa UNS Ikut KKN Tematik Membangun Desa

Faktor kelelahan bisa membahayakan jantung

Terkait penuturan Nurul Arifil yang menyebut Maura tidak tidur dan kondisi tubuhnya drop, dr. Habibie menyampaikan dua hal ini bisa memicu perangsangan aktivitas sistim saraf simpatis.

Hal ini memang bertanggung jawab terhadap peningkatan aktivitas kelistrikan jantung dan akan berujung pada gangguan irama jantung yang sifatnya fatal.

Sementara itu, jika dilihat dari perbedaan henti jantung dan serangan jantung, dr. Habibie menyebut keduanya adalah hal yang berbeda.

"Serangan jantung adalah terminologi yang digunakan untuk kejadian tersumbatnya pembuluh darah koroner yang mendadak yang biasanya mengakibatkan nyeri dada hebat," terangnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com