Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lulusan SMK yang Lanjut Kuliah dan Buka Usaha Meningkat pada 2021

Kompas.com - 15/01/2022, 15:09 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Albertus Adit

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Berdasarkan survei program Kemendikbud Ristek, pada tahun pelajaran 2020/2021 persentase keterserapan lulusan SMK yang melanjutkan ke pendidikan tinggi mengalami peningkatan sebesar 2,16 persen dibanding tahun pelajaran tahun 2019/2020.

Hal ini diungkapkan Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbud Ristek Wikan Sakarinto di acara Silaturahmi Merdeka Belajar dengan tema Mewujudkan SDM Unggul melalui SMK Pusat Keunggulan dan Kampus Merdeka Vokasi.

"Survei pendek untuk capaian SMK Pusat Keunggulan. Dari 901 SMK Pusat Keunggulan, ada satu tren di mana lulusan yang bekerja sedikit penurunan, tapi ada peningkatan di lulusan yang lanjut ke pendidikan tinggi dan berwirausaha," paparnya, saat diakses dari kanal YouTube.

Persentase keterserapan lulusan yang melanjutkan ke pendidikan tinggi pada tahun 2020 angkanya sebesar 23,52 persen, sedangkan pada 2021 menjadi 25,68 persen.

Lahirkan lulusan SMK sukses

Melalui program SMK Pusat Keunggulan (PK) inilah kemudian tren ini meningkat. Program ini, tujuannya adalah melahirkan lulusan SMK yang sukses.

Ada tiga tolak ukur lulusan SMK yang sukses berdasarkan program SMK Pusat Keunggulan.

Baca juga: PT Pembangkitan Jawa-Bali Buka Lowongan Magang D3-S1

Di antaranya, lulusan SMK terserap dunia kerja dan industri, atau melanjutkan studi ke politeknik atau universitas, maupun menciptakan lapangan kerja ataupun bekerja untuk dirinya sendiri sebagai wirausaha.

"Artinya ini peningkatan lulusan SMK PK kita ada tren untuk mengembangkan diri ke perguruan tinggi.

Sedangkan persentase keterserapan lulusan yang berwirausaha terjadi peningkatan 1,07 persen dibanding 2019/2020.

Sementara penurunan tren lulusan SMK PK menjadi pekerja pada 2020 menjadi 60,73 persen. "Terjadi penurunan jumlah lulusan yang bekerja di 2021 sebesar 3,24 persen. Jadi jumlah lulusan bekerja itu di 2021 sebanyak 57,49 persen," kata Wikan.

Selain peningkatan keterserapan lulusan yang lanjut kuliah dan berwirausaha, Wikan juga menyampaikan tren positif SMK yang mengundang praktisi dunia kerja untuk mengajar.

Terjadi peningkatan pakar industri

Berdasarkan data yang dipaparkan Dirjen Vokasi, jumlah SMK PK yang terdapat instruktur praktisi dunia kerja yang mengajar sebesar 91 persen atau sebesar 777 SMK. Sedangkan jumlah SMK yang belum terdapat instruktur praktisi dunia kerja yang mengajar sekitar 9 persen atau 78 SMK.

"Ini hal yang menggembirakan. Salah satu karakter yang ingin kami pastikan muncul adalah jumlah praktisi industri yang mengajar secara rutin. Sebagian besar sudah menerapkan secara signifikan di SMK," jelasnya.

Baca juga: Astra Honda Motor Buka 8 Lowongan Kerja bagi Lulusan S1, Segera Daftar

Menurut Wikan, hal ini menjadi tren peningkatan di mana pakar industri yang mengajar di atas 50 jam per prodi per semester meningkat. Dari yang sebelumnya 20 persen sekarang jadi 41 persen.

Harapannya, ke depan SMK bisa mengundang rutin praktisi untuk datang mengajar selama 50 jam per prodi per semester.

"Kita ingin menargetkan 50 jam per semester per prodi untuk praktisi dunia kerja (di semua SMK)," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com